"Sebenarnya idenya itu dari teman saya, istilahnya biar laku dan menarik pembeli," ungkapnya.
Awalnya Juwanso berfikir untuk mengenakan kostum badut. Saat mencari penjual kostum badut, Juwanso justru menemukan ide untuk mengenakan kostum hero.
"Saya cari-cari ternyata di daerah Godean ada yang membuat kostum hero. Tapi terus bingung lagi, mau kostum hero apa yang istilahnya menarik," urainya.
Juwanso pertama kali ingin mengenakan kostum hero Satria Baja Hitam. Tetapi kostum tersebut sudah ada dikenakan oleh seorang penjual di Gunungkidul.
"Terus ingat film masa kecil dulu, kalau nggak Satria Baja Hitam ya Power Rangers. Pilihan saya jatuh ke green rangers," ucapnya.
Warga Sleman ini lantas membeli kostum power rangers tersebut dengan harga Rp 1,5 juta. Uang untuk membeli kostum itu dari menabung hasil berjualan cilok.
Baca juga: Cabuli Siswi SMP, Penjual Cilok di Probolinggo Ditangkap Polisi
Pertama kali Juwanso berjualan mengenakan kostum power rangers di acara pentas kesenian. Kemudian, mencoba berjualan di pinggir jalan Magelang km 13,5 Murangan.
"Saya pakai di sini, kok hari itu jualan istilahnya saya bawa 2 kilo (cilok) jam 12 siang itu sudah habis. Saya langsung berpikir wah kayaknya ini (jualan pakai kostum) bagus, istilahnya marketing cilok," tuturnya.
Sejak itulah, Juwanso selalu berjualan cilok dengan mengenakan kostum hero Power Rangers.
"Sejak itu saya pakai terus, kok meningkat-meningkat terus. Ya lalu membuat ciloknya saya tambah," ungkapnya.
Setiap hari Juwanso mulai berjualan pukul 09.00 pagi. Rata-rata sekitar pukul 16.00 WIB, cilok yang dijual Juwanso sudah habis.
"Dulu hanya buat dua kilo cilok, sekarang empat kilo tiap hari. Kalau Sabtu, Minggu kalau sudah habis saya telepon istri saya suruh kirim. Saya rekor itu habis 8 kg dalam sehari, itu hari Minggu itu habis sore," tegasnya.
Baca juga: Cerita Anak Penjual Cilok Gagal Kuliah karena NIK-nya Dipakai Orang Lain untuk Daftar Beasiswa
Juwanso menyampaikan membuat cilok sendiri. Pembuatan cilok dimulai dari pukul 02.00 pagi. Bahan-bahan yang digunakan pun alami, tanpa bahan pengawet.
"Dulu isinya ayam, terus pelanggan memberi masukan isinya di ganti hati, rempelo ayam. Saya coba, rasanya memang lebih enak, dari situ saya pakai sampai sekarang. Ini satu biji (cilok) Rp 500," bebernya.
Juwanso mengaku, sempat dilarang oleh keluarga berjualan cilok di pinggir jalan dengan mengenakan kostum Power Rangers.