YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak tiga tokoh agama dunia, termasuk Paus Fransiskus, akan menerima gelar doktor kehormatan dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Dalam konferensi pers Jumat (10/2/2023), Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof Phil Al Makin menyatakan, selain Paus Fransiskus, ada dua tokoh lain yang akan menerimanya.
Keduanya yaitu Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama (NU), KH Yahya Cholil Staquf, dan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2005-2010, Sudibyo Markus.
Baca juga: Paus Fransiskus Akan Terima Gelar Doktor Kehormatan dari UIN Sunan Kalijaga
Adapun Paus Fransiskus akan diwakili Prefek Dikasteri Dialog Antar-umat Beragama Takhta Suci Vatikan, Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot, MCCJ.
"Melalui penganugerahan doktor honoris causa kepada tokoh Katolik, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah ini merupakan simbol dari keragaman menghargai perbedaan. Kita tidak bisa menyeragamkan semuanya dan membuat semuanya sama, tetapi melihat dan memahami bahwa dengan berbeda kita tetap bisa bersama-sama," kata Al Makin, dilansir Antara.
Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) pun juga sudah melakukan audiensi dengan Gubernur DI Yogyakarta. Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Dalam audiensi tersebut, PWKI memberi tahu Sultan untuk meminta izin besok (13/2/2023), akan ada perwakilan Vatikan yang berkunjung ke Yogyakarta.
Ketua PWKI Mayong Suryo Laksono dalam rilis yang diterima Kompas.com menyatakan, Paus Fransiskus diwakili oleh Kardinal Miguel.
“UIN memberikan gelar Doktor Kehormatan kepada Paus, tapi karena kesehatannya tidak memungkinkan, maka diwakili oleh salah seorang kardinalnya,” katanya.
Baca juga: Di Abu Dhabi, Paus dan Imam Besar Al Azhar Tanda Tangani Dokumen Persaudaraan Manusia
Kardinal Ayuso Guixot sendiri sempat berfoto dengan para pewarta PWKI, dalam foto yang dirilis pada Sabtu (11/2/2023).
Kardinal Ayuso Guixot, Roman Curia sejak 2012 dan kardinal kelahiran Spanyol merupakan ahli sejarah Islam.
Paus Fransiskus, yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio tersebut sempat menandatangani dokumen bersejarah, Deklarasi Abu Dhabi pada 4 Februari 2019 berupa document on human fraternity (Dokumen Persaudaraan Manusia).
Dokumen itu ditandatangani bersama Imam Besar Al Azhar, Dr Ahmed At-Tayyeb, dalam Pertemuan Persaudaraan Manusia, di Uni Emirat Arab.
Baca juga: Dalam Misa Terbuka, Paus Fransiskus Desak Diakhirinya Kebencian Etnis di Sudan Selatan
Dokumen ini muncul dari obrolan dan ajakan makan siang saat Imam Besar Al Azhar berkunjung ke Vatikan.
Deklarasi yang disebut "Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Berdampingan" itu berupaya mendorong untuk hubungan yang lebih kuat antara umat manusia.
Selain itu juga mempromosikan kepada hidup berdampingan antara umat beragama untuk melawan ekstremisme dan dampak negatifnya.
Sumber: KOMPAS.com (Penulis: Wisang Seto Pangaribowo, Editor: Dita Angga Rusiana), Antara Yogya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.