YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebut warganya lebih gemar menabung dan investasi dibanding untuk belanja, menyikapi status mereka sebagai provinsi termiskin di Jawa.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, dalam melihat kemiskinan di DIY seharusnya tidak hanya berpatokan pada pengeluaran bulanan, tetapi juga berpatokan pada hal lain.
"Jadi warga Yogyakarta itu lebih senang menabung dan investasi, rumahnya tidak berlantai tetapi memiliki kambing Etawa. Penilaian kita terhadap masyarakat harus multi dimensi," katanya, Selasa (24/1/2023).
Baca juga: DIY Jadi Provinsi Termiskin di Jawa, Ini Upaya Pemerintah DIY Atasi Kemiskinan
Aji juga menceritakan pengalamannya terkait kemiskinan di Yogyakarta, dia pernah menjenguk salah satu pegawainya non PNS. Saat datang ke rumah staf-nya, memang tergolong masyarakat miskin tetapi pegawainya memiliki 3 sapi dan 5 kambing di rumahnya.
"Dulu pernah ada penilaian miskin atau tidak dari sisi multi dimensi. Aset dihitung. Maka jumlah penduduk miskin berkurang banyak. Baik aset tetap atau tidak tetap," jelas dia.
Ia juga menyoroti indikator yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menentukan seseorang miskin atau tidak. Menurut dia untuk menentukan miskin atau tidak di Yogyakarta bukan berdasarkan berapa pengeluaran perbulan. Tetapi, yang dimakan apa dan berapa nilainya.
"Kalau ini kan belanjanya berapa. Malah panen padi dimakan sendiri malah gak cerita. Dulu beli bibit berapa, harganya berapa, kan enggak disampaikan. Saya makan panenan sendiri, padahal panen kan ada biayanya. Tapi gak terungkap," kata dia.
Menurutnya melihat kemiskinan di DIY secara objektif secara multi dimensi tidak hanya satu aspek saja.
"BPS enggak salah. Sudah melakukan apa yang harus dilakukan. Tapi kalau mau obyektif cara melihat kondisi masyarakat DIY harus multidimensi," kata dia.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data kemiskinan, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi daerah termiskin di Pulau Jawa. DIY memiliki tingkat kemiskinan sebesar 11,49 persen, dengan jumlah penduduk miskin mencapai 463.630. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan periode Maret 2022 sebesar 457.760 orang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.