KOMPAS.com - Arif Sofianto (49), Kepala Desa Sambung, Kecamatan Godong, Grobogan, Jawa Tengah, yang menyentil nama 'Jokowi" saat aksi di Jakarta, mengaku dimarahi istri karena perbuatannya itu.
Arif lalu mengaku videonya itu hanya iseng belaka, untuk konsumsi kalangan di grup kades.
Dirinya pun tak mengetahui video tersebut jadi viral. Pasalnya, Arif mengaku tak memiliki nomor telepon.
Baca juga: Soal Desakan Perpanjangan Masa Jabatan Kades, Akademisi UB: Terlalu Lama dan Bahaya
"Saya tak punya nomor handphone dan kalau ingin menghubungi saya lewatnya istri. Makanya saya kaget saat diberitahu istri dan anak kalau video saya viral di medsos," tutur Arif, kades berambut gondrong itu saat ditemui di rumahnya, Jumat (20/1/2023).
Baca juga: Sentil Nama Jokowi untuk Candaan, Kades di Grobogan Mengaku Tak Pernah Punya Handphone
Seperti diberitakan sebelumnya, video berdurasi 30 detik yang menampilkan sejumlah kades menjadi viral.
Pasalnya, salah seorang kades di dalam video itu menyentil nama "Jokowi" dengan kalimat tak pantas.
Tak jelas Jokowi siapakah yang dimaksud, apakah Presiden RI atau lainnya, namun video menuai komentar warganet.
"Muliho, Jokowi tak urusane, mengko tak perpanjang sak matimu (Pulang saja, Jokowi biar aku yang urus, nanti tak perpanjang hingga mati)," tegas kades berambut gondrong diiringi gelak tawa beberapa kades lainnya.
Dari penelusuran Kompas.com, beberapa kades yang ada dalam video itu adalah rombongan kades dari Kecamatan Godong, Grobogan, salah satunya Kades Sambung Arif Sofianto.
Sementara itu, Arif pasrah dan memohon permintaan maaf kepada masyarakat lantaran video itu.
"Saya meminta maaf sebesar-besarnya. Sekali lagi itu murni guyonan dan bukan menyebut Bapak Jokowi Presiden Indonesia, tetapi Pak Jokowi seorang RT," pungkas Arif.
Menurutnya, video yang beredar itu sudah diedit dan terkesan memperolok Presiden Jokowi.
"Padahal Jokowi yang saya sebut itu bukan Bapak Jokowi Presiden Indonesia, tetapi Pak Jokowi seorang RT teman baik saya dan kebetulan warganya Kades Guyangan, Godong. Video itu sudah tidak utuh dan dipotong-potong," tegas Arif.
(Penulis : Kontributor Grobogan, Puthut Dwi Putranto Nugroho | Editor : Khairina)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.