Namun, para mahasiswa yang mengelar aksi demo ditemui Direktur Perencanaan dan Keuangan UNY Sukirjo.
Sukirjo mengatakan, rektorat akan membantu setiap mahasiswa yang kesulitan membayar UKT karena kondisi ekonomi orangtuanya.
Namun, yang terpenting adalah mahasiswa jujur dengan kondisi ekonomi orangtuanya yang sebenarnya.
"Wong kita itu bantu semua kok, enggak punya uang, uang 100 ribu pun boleh, yang penting ngangsur, yang penting jujur, kalau jujur kita bantu semua, Insya Allah tidak ada yang tidak kuliah," ungkapnya.
Menurut Sukirjo, akan dilakukan validasi kembali kasus per kasus setiap permohonan penurunan UKT. Langkah ini agar data benar-benar valid.
"Tidak jujurnya itu bilang enggak mampu padahal sebenarnya mampu. Atau sudah diberikan uang oleh orangtuanya tapi enggak sampai, makanya kita perlu validasi case by case, kalau perlu orangtuanya telepon Pak saya enggak punya betul, sebulan lagi enggak apa apa, seperti itu case by case kita bantu," tuturnya.
"Jadi kita itu punya dua cara, secara umum sesuai aturan, di luar itu kalau case by case kita bantu sepanjang ada komunikasi koordinasi yang baik," tambahnya.
Sukirjo mengungkapkan, penurunan UKT tidak hanya bagi mereka yang orangtuanya meninggal. Namun, ada juga beberapa kasus yang bisa disetujui penurunan UKT-nya.
"Bisa misalnya tadi saya contohkan orang tua stroke enggak bisa kerja lagi, kita turunkan. Dulu pernah ada yang bencana banjir enggak panen kita berikan (penurunan UKT)," ucapnya.
Penurunan UKT, lanjut Sukirjo, hanya satu golongan. Hanya saja, ada pengecualian kasus khusus bisa turun lebih dari satu golongan.
"(Penurunan) satu grid, kecuali kalau datanya signifikan sekali contohnya UKT (golongan) 7 saat dia masuk ternyata ada kekeliruan data atau ada perubahan ekonomi bisa turun ke lima bahkan ke tiga," tuturnya.
Menurut Sukirjo, rektorat bekerja dengan data dan verifikasi terkait dengan kelayakan, kepatutan serta kejujuran.
"Intinya gitu, Insya Allah pimpinan itu punya komitmen untuk membantu semua yang bermasalah tapi kita punya data supaya tidak keliru, kita juga diaudit, tidak boleh semaunya," tegasnya.
Rektorat juga akan menampung semua aspirasi dari para mahasiswa. Termasuk mengevaluasi indikator penentuan dan penurunan UKT.
"Kapasitasnya saya akan menampung dengan diskusi. Bukan saya menjawab tidak iya, semua masukan teman-teman tadi yang bagus kita diskusikan termasuk mengevalusi indikator, perbaikan ke depan, ada masa sanggah, akan kita bantu," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.