Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Demo di Depan Rektorat UNY, Desak Perbaikan Sistem Tata Kelola UKT

Kompas.com - 19/01/2023, 20:13 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Berbagai elemen mahasiswa dan lintas fakultas di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengelar aksi demo terkait uang kuliah tunggal (UKT).

Aksi ini digelar di depan gedung rektorat Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Di dalam aksinya, para mahasiswa mendesak adanya perbaikan sistem tata kelola UKT di UNY.

Baca juga: Kesaksian Mahasiswa UNY Kesulitan Bayar UKT, Kerja Sampingan Jadi Buruh hingga Jual Sapi

"Kami di sini ingin meminta pihak birokrasi untuk memperbaiki sistem tata kelola penentuan UKT yang ada serta agar pihak birokrasi itu mau untuk kemudian memperbaiki poin-poin dalam menentukan UKT mahasiswa," ujar Koordinator Umum aksi, Bunbun Darmawan saat ditemui di depan gedung Rektorar UNY, Kamis (19/1/2023).

Bunbun menyampaikan, para mahasiswa menyoroti satu poin yang menjadi syarat penurunan UKT. Syarat tersebut yaitu orangtua meninggal.

Padahal, menurut Bunbun, di Permendikbud kondisi ekonomi keluarga sudah cukup menjadi syarat penurunan UKT.

"Penurunan UKT itu minimal orangtua harus meninggal padahal di Permendikbud untuk penurunan UKT itu dijelaskan bahwa kondisi ekonomi mahasiswa itu sudah cukup menjadi syarat untuk penurunan UKT mahasiswa," tegasnya.

Baca juga: Mahasiswi UNY dari Keluarga Miskin di Purbalingga Ini Meninggal Saat Perjuangkan Keringanan UKT

Di dalam aksi demo ini, ada beberapa tuntutan yang disuarakan. Namun ada tiga hal tuntutan yang terus didorong.

"Ada banyak, tiga tuntutan yang benar-benar kita dorong," urainya.

Tiga tuntutan tersebut yakni, mendorong perbaikan sistem tata kelola dalam penentuan UKT mahasiswa. Kemudian menambah pra syarat penentuan UKT.

"Menambah pra syarat penentuan UKT yaitu tidak hanya orangtua meninggal tapi kondisi ekonomi sesungguhnya itu perlu dipertimbangkan. Ketiga meminta perpanjangan waktu untuk pembayaran UKT," tegasnya.

Bunbun mengungkapkan, telah menyerahkan hasil kajian kepada Rektor UNY.

Harapannya, di semester depan ada perbaikan tata kelola untuk UKT mahasiswa.

"Kami juga akan terus mengawal isu UKT ini agar jangan sampai teman-teman kita 160 mahasiswa (hasil survei UNY Bergerak dan LPM Ekspresi UNY) itu harus cuti kuliah hanya karena tidak mampu membayar uang kuliah," jelasnya.

Massa aksi sempat meneriakkan agar Rektor UNY keluar dan menemui untuk audiensi.

Namun, para mahasiswa yang mengelar aksi demo ditemui Direktur Perencanaan dan Keuangan UNY Sukirjo.

Sukirjo mengatakan, rektorat akan membantu setiap mahasiswa yang kesulitan membayar UKT karena kondisi ekonomi orangtuanya.

Namun, yang terpenting adalah mahasiswa jujur dengan kondisi ekonomi orangtuanya yang sebenarnya.

"Wong kita itu bantu semua kok, enggak punya uang, uang 100 ribu pun boleh, yang penting ngangsur, yang penting jujur, kalau jujur kita bantu semua, Insya Allah tidak ada yang tidak kuliah," ungkapnya.

Menurut Sukirjo, akan dilakukan validasi kembali kasus per kasus setiap permohonan penurunan UKT. Langkah ini agar data benar-benar valid.

"Tidak jujurnya itu bilang enggak mampu padahal sebenarnya mampu. Atau sudah diberikan uang oleh orangtuanya tapi enggak sampai, makanya kita perlu validasi case by case, kalau perlu orangtuanya telepon Pak saya enggak punya betul, sebulan lagi enggak apa apa, seperti itu case by case kita bantu," tuturnya.

"Jadi kita itu punya dua cara, secara umum sesuai aturan, di luar itu kalau case by case kita bantu sepanjang ada komunikasi koordinasi yang baik," tambahnya.

Sukirjo mengungkapkan, penurunan UKT tidak hanya bagi mereka yang orangtuanya meninggal. Namun, ada juga beberapa kasus yang bisa disetujui penurunan UKT-nya.

"Bisa misalnya tadi saya contohkan orang tua stroke enggak bisa kerja lagi, kita turunkan. Dulu pernah ada yang bencana banjir enggak panen kita berikan (penurunan UKT)," ucapnya.

Penurunan UKT, lanjut Sukirjo, hanya satu golongan. Hanya saja, ada pengecualian kasus khusus bisa turun lebih dari satu golongan.

"(Penurunan) satu grid, kecuali kalau datanya signifikan sekali contohnya UKT (golongan) 7 saat dia masuk ternyata ada kekeliruan data atau ada perubahan ekonomi bisa turun ke lima bahkan ke tiga," tuturnya.

Menurut Sukirjo, rektorat bekerja dengan data dan verifikasi terkait dengan kelayakan, kepatutan serta kejujuran.

"Intinya gitu, Insya Allah pimpinan itu punya komitmen untuk membantu semua yang bermasalah tapi kita punya data supaya tidak keliru, kita juga diaudit, tidak boleh semaunya," tegasnya.

Rektorat juga akan menampung semua aspirasi dari para mahasiswa. Termasuk mengevaluasi indikator penentuan dan penurunan UKT.

"Kapasitasnya saya akan menampung dengan diskusi. Bukan saya menjawab tidak iya, semua masukan teman-teman tadi yang bagus kita diskusikan termasuk mengevalusi indikator, perbaikan ke depan, ada masa sanggah, akan kita bantu," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Eks Direktur Perusahaan yang Jadi DPO Polda Jatim Berstatus Dosen UGM

Eks Direktur Perusahaan yang Jadi DPO Polda Jatim Berstatus Dosen UGM

Yogyakarta
Seorang Perempuan Curi Uang Rp 81 Juta di Bantul, Duitnya Langsung Disetorkan ke Bank

Seorang Perempuan Curi Uang Rp 81 Juta di Bantul, Duitnya Langsung Disetorkan ke Bank

Yogyakarta
Penyebab Terbakarnya Bus Tujuan Pati di Ring Road Barat Yogyakarta, Kerugian Ditaksir Rp 460 Juta

Penyebab Terbakarnya Bus Tujuan Pati di Ring Road Barat Yogyakarta, Kerugian Ditaksir Rp 460 Juta

Yogyakarta
Usai Libur Lebaran, Sampah Menumpuk di Jalanan Yogyakarta

Usai Libur Lebaran, Sampah Menumpuk di Jalanan Yogyakarta

Yogyakarta
Usai Dibuka Fungsional untuk Mudik, Tol Solo-Yogya Kembali Ditutup

Usai Dibuka Fungsional untuk Mudik, Tol Solo-Yogya Kembali Ditutup

Yogyakarta
Ingin Sampaikan Aspirasi Warga soal Pilkada, Gerindra Sleman Berencana Bertemu Erina Gudono

Ingin Sampaikan Aspirasi Warga soal Pilkada, Gerindra Sleman Berencana Bertemu Erina Gudono

Yogyakarta
Pasar Terban Yogyakarta Direvitalisasi, Pedagang Pindah ke Shelter

Pasar Terban Yogyakarta Direvitalisasi, Pedagang Pindah ke Shelter

Yogyakarta
Bunuh Mantan Pacar karena Cemburu, Pria di Bantul Mengaku Masih Cinta

Bunuh Mantan Pacar karena Cemburu, Pria di Bantul Mengaku Masih Cinta

Yogyakarta
Bawa Bom Molotov, Remaja Belasan Tahun di Bantul Ditangkap

Bawa Bom Molotov, Remaja Belasan Tahun di Bantul Ditangkap

Yogyakarta
Bus Berpenumpang Tujuan Pati Hangus Terbakar di Ring Road Barat Yogyakarta

Bus Berpenumpang Tujuan Pati Hangus Terbakar di Ring Road Barat Yogyakarta

Yogyakarta
Basarnas Sebut Jasad di Bantul merupakan Warga Kota Yogyakarta yang Hilang di Kali Code

Basarnas Sebut Jasad di Bantul merupakan Warga Kota Yogyakarta yang Hilang di Kali Code

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Lebat

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Petir

Yogyakarta
Kekurangan pegawai, Pemkab Sleman akan Buka Lowongan CPNS dan PPPK

Kekurangan pegawai, Pemkab Sleman akan Buka Lowongan CPNS dan PPPK

Yogyakarta
Telaga Jonge di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Telaga Jonge di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com