Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meriah, Ini Cerita Warga Saat Pesta Rakyat Pernikahan Kaesang dan Erina

Kompas.com, 11 Desember 2022, 17:27 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Acara pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono menyita perhatian masyarakat Kota Solo, Jawa Tengah.

Salah satunya, Sumirah (48), warga Gemblegan, Kota Solo. Dirinya bahkan mengaku gembira karena mendapat sebuah panci saat warga berebut perabot rumah tangga saat tradisi begalan.

"Senang bisa dapat panci," kata Sumirah.

Sumirah pun mendoakan Kaesang dan Erina selalu sukses dan lancar dalam pernikahan.

Baca juga: Senyum Mulyadi, Juru Parkir di Solo, Bahagia Bisa Berfoto dengan Kaesang Saat Kirab: Saya Mengidolakannya

Foto bersama Kaesang

Hal serupa juga dialami Mulyadi, seorang juru parkir di Jalan Veteran. Dirinya mengaku senang mendapat kesempatan berfoto bersama dengan Kaesang Pangarep saat kirab.

"Saya mengidolakan Pak Kaesang. Saya pencinta Persis Solo. Persis Solo menang," ujarnya.

Tak hanya bisa berfoto, Mulyadi juga mendapat kenang-kenangan berupa suvenir dari kedua mempelai.

"Dapat suvenir," ucapnya sambil memperlihatkan suvenir tersebut kepada Kompas.com.

"Semoga sukses, sakinah mawadah warrahmah," ungkapnya. Dalam kirab tersebut, Kaesang dan Erina menaiki kereta kencana yang ditarik enam kuda.

Baca juga: Tingkah Lucu Jan Ethes di Acara Pernikahan Kaesang-Erina, Ambil Udik-udik hingga Jadi Jubir


Sabar menanti

Sujiati (55), warga Kota Solo, mengaku telah datang menunggu acara kirab Kaesang-Erina.

Perempuan yang memakai alat bantu jalan karena insiden kecelakaan beberapa tahun lalu itu tampak duduk di kursi warung di depan kantor Bank Danamon Cabang Syariah Solo.

Dirinya menyadari hanya bisa melihat dari jauh karena tak kuat berdesakan dengan warga lainnya.

"Kaki kiri saya patah karena kecelakaan dari tahun 1986. Sampai sekarang ya masih dibantu tongkat karena enggak bisa jalan normal," ujar Sujiati, saat berbincang dengan Kompas.com di tengah acara kirab.

Sujiati, salah satu warga Solo yang hadir dalam kirab penganten Kaesang-Erina di Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo, Minggu (11/12/2022).KOMPAS.COM/FABIANUS JANUARIUS KUWADO Sujiati, salah satu warga Solo yang hadir dalam kirab penganten Kaesang-Erina di Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo, Minggu (11/12/2022).

Beberapa saat kemudian, iring-iringan kereta kencana yang membawa Kaesang-Erina datang.

Spontan Sujiati berteriak memanggil nama Pak Jokowi.

"Paak," teriak Sujiati.

Sujiati mengaku sudah lega dan menikmati suasana kemeriahan warga Solo saat itu.

"Iya enggak apa-apa, saya datang ke sini kan cuma untuk menikmati suasananya saja. Ya meskipun kepingin pasti kepingin sih," ujar Sujiati.

(Penulis : Fabian Januarius Kuwado | Editor : Robertus Belarminus)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau