Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Tewas Bersama, Sekeluarga di Magelang Sempat Keracunan Es Dawet

Kompas.com, 28 November 2022, 21:03 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Khairina

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Asisten rumah tangga (ART) keluarga korban yang tewas diracun, Sartinah (48), mengatakan jika korban sempat keracunan setelah minum es dawet tiga hari lalu.

Sekeluarga tersebut adalah Abas Ashar (Ayah), Heri Riyani (Ibu) dan Dea Khairunisa (Anak pertama), warga Jalan Sudiro Gang Durian Desa Mertoyudan Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

"Bapak, ibu, sama anaknya yang pertama (Dea) itu sempat kayak keracunan habis minum es dawet. Tiga hari lalu. Ibu dan anaknya sudah sembuh. Sudah berobat. Cuma Bapak lagi pemulihan," kata Sartinah, di lokasi kejadian, Senin (28/11/2022).

Baca juga: Satu Keluarga di Magelang Tewas Diracun, Pelaku Diduga Anak Kedua

Diberitakan, sekeluarga itu ditemukan meninggal dunia di rumahnya pada Senin (28/11/2022) sekitar pukul 07.30 WIB. Tiga jenazah mereka tergeletak di 3 kamar mandi yang berbeda.

Sartinah mengaku sempat menolong para korban dengan cara menggotong ke kamar terdekat dengan kamar mandi. Dia mengira para korban pingsan. Dia dibantu anak bungsu korban, Deo Daffa Syahdilla (22), dan seorang tetangganya.

"Iya, saya tolongin bawa ke kamar, tadi sudah pingsan semua. Bawanya saya bertiga, saya, sama di sini sama Deo itu dan Pakde (tetangga). Pokoknya saya taruh kasur yang dekat," ungkap Sartinah.

Baca juga: Sekeluarga Tewas Diracun di Magelang, Polisi Amankan Keluarga Korban

Sartinah mengetahui kondisi tiga majikannya itu setelah ditelepon Deo. Pagi itu Sartinah masih di rumahnya di Desa Dampit Kecamatan Mertoyudan. Dia tiba di rumah majikannya sekitar pukul 07.30 WIB.

"Tadi saya ditelepon sama anaknya (Deo) karena bapak, ibu, kakak gitu di kamar mandi, terus saya suruh nolongi, tapi sudah pada pingsan semua," ujar Sartinah.

Bahkan, Sartinah sempat mencoba menolong para korban dengan menggosok minyak kayu putih. Sebelum akhirnya dibawa ke rumah sakit oleh warga sekitarnya.

"Saat dikasih minyak kayu putih itu diam. Mungkin masih (hidup), tapi saya enggak tahu, walaupun masih ada nafas. Masih anget (badan korban)," ujarnya.

Sartinah yang bekerja selama 15 tahun itu tidak menyangka tiga majikannya meninggal di waktu bersamaan dalam keadaan tragis. Selama bekerja dia tidak pernah mendapati kejanggalan-kejanggalan.

"Enggak ada (konflik), keluarganya rukun, orangnya baik," imbuhnya.

Dia mengetahui kalau tiga majikannya meninggal dunia setelah tiba di RSUD Merah Putih, Kabupaten Magelang.

Diberitakan sebelumnya, sekeluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak, ditemukan meninggal dunia bersamaan di dalam rumahnya, Senin (28/11/2022), di Jalan Sudiro Gang Durian, Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Plt Kapolresta Magelang AKBP Muchamad Sajarod Zakun mengatakan, korban diduga meninggal karena keracunan. Pihaknya telah mengamankan seorang terduga pelaku yang masih ada hubungan keluarga.

'Untuk sementara korban meninggal masih dilakukan visum dan otopsi, kita masih menunggu, namun dugaan awal korban meninggal karena keracunan," jelas Sajarod.

Pihaknya mengamankan barang bukti berupa gelar dan sendok yang sebelumnya dipakai para korban minum teh dan es kopi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau