Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deklarasikan Dukung Ganjar Pranowo Maju Pilpres 2024, Pijar Akan Kirim Surat ke Megawati

Kompas.com, 20 November 2022, 15:33 WIB
Wijaya Kusuma,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Komunitas Pijar (Pilih Ganjar) mendeklarasikan dukungan kepada Ganjar Pranowo untuk maju sebagai figur capres dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Hadir dalam deklarasi ini berbagai elemen dari masyarakat.

Komunitas Pijar juga akan menyampaikan aspirasinya dengan mengirimkan surat kepada Megawati Soekarnoputri, ketua umum PDI Perjuangan (PDI-P).

Koordinator Pijar, Nindyo Pramono menceritakan komunitas ini awalnya bernama Piljowi (Pilih Jokowi) yang mendukung Joko Widodo pada tahun 2014. Komunitas ini dari seluruh elemen masyarakat.

Baca juga: Mantan Kepala Dinkes Jateng DIlantik Jadi Pj Bupati Cilacap, Ganjar Langsung Beri Serentet Pekerjaan

"Terus komunitas ini atas nama Pijar, Kami berharap Mas Ganjar bisa diberikan tiket oleh Ibu Mega selaku Ketua Umum PDI Perjuangan untuk ikut meramaikan kontestasi pemilihan presiden tahun 2024," ujar Nindyo Pramono saat ditemui di sela-sela deklarasi dukung Ganjar Pranowo di Ballroom Hotel Royal Ambarrukmo, Minggu (20/11/2022).

Nindyo Pramono menyampaikan, komunitas Pijar tidak mempunyai motivasi lain selain mendukung Ganjar Pranowo untuk maju sebagai capres dalam Pemilu 2024.

Komunitas Pijar, memutuskan mendukung Ganjar karena meyakini mampu merawat Kebhinekaan, merawat kebangsaan, dan merapat Pancasila.

"Tujuannya untuk itu, Kami tidak punya motivasi lain kecuali komunitas kami ini menaruh perhatian dan ingin menitipkan dalam rangka merawat NKRI, Kebhinekaan dan kebangsaan. Kami meyakini Mas Ganjar mampu untuk aktualisasikan dan merealisasikan," tegasnya.

Di dalam deklarasi ini, seluruh elemen masyarakat yang hadir membubuhkan tandatangan dukungan untuk Ganjar. Tanda tangan ini nantinya akan dilampirkan dalam surat yang akan dikirimkan Komunitas Pijar ke Megawati Soekarnoputri.

"Kami ingin menyampaikan aspirasi ini secara pribadi komunitas kami ini, kalau bisa berkenan diterima langsung oleh Ibu Mega, surat itu makanya saya tujukan ke Ndalem (rumah) Beliau (Megawati Soekarnoputri) dengan harapan berkenan dibaca langsung," ucapnya.

Baca juga: Dikerumuni Warga Saat Muktamar Muhammadiyah Solo, Ganjar: Penggembiranya Banyak Sekali

Surat tersebut, lanjut Nindyo Pramono, dikirimkan kepada Megawati Soekarnoputri bukan ke PDI-P. Sehingga surat tersebut dikirimkan ke kediaman Megawati.

Sebab, Komunitas Pijar tidak ingin mencampuri internal dari partai berlambang banteng tersebut.

"Kami tidak ingin mencampuri euforia atau mungkin di dalam PDI-P ada dukungan ke berbagai apa, kami tidak ikut itu. Kami betul-betul murni komunitas dari elemen masyarakat yang cinta damai, cinta Kebhinekaan, cinta kebangsaan, cinta merawat Pancasila," urainya.

Nindyo Pramono menuturkan, komunitas Pijar akan melanjutkan langkah-langkah selanjutnya ketika nantinya Ganjar Pranowo mendapatkan "tiket" untuk maju dalam Pilpres 2024.

Baca juga: Usai Ditinjau Ganjar, Jembatan Wonokerto Demak Resmi Dibuka Jumat Malam

"Kalau target (dukungan) saya belum bicara, nanti kalau sudah ada kejelasan Mas Ganjar didawuhi ibu (Megawati Soekarnoputri) untuk ikut ambil bagian dalam Pilpres 2024, kami baru bergerak komunitas kami," tegasnya.

Komunitas Pijar, lanjut Nindyo, meyakini Megawati Soekarnoputri sebagai negarawan akan memilih yang terbaik untuk maju dalam Pilpres 2024.

"Secara arif bijaksana Kami meyakini Ibu Megawati sebagai negarawan sejati berkenan mencari hikmat dan dengan kebijakan yang berhikmat berkenan memilih putra-putra terbaik untuk memimpin bangsa ini," tandasnya.

Di hari yang sama, Pemuda Nasional Deklarasi Ganjar Pranowo (Pendekar) bersama dengan Barisan Ibu-Ibu Pendukung Ganjar Pranowo (Binar) DI Yogyakarta (DIY) juga mendeklarasikan dukungannya kepada Ganjar Pranowo sebagai calon Presiden Republik Indonesia Periode 2024-2029.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau