Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Wapres Beri Pesan soal Perbedaan Pilihan pada Pilpres: Untukmu Capresmu, untukku Capresku

Kompas.com - 25/10/2022, 16:12 WIB
Wijaya Kusuma,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin berpesan kepada para santri untuk mempererat persatuan dan kesatuan antarwarga bangsa, termasuk saat pemilihan presiden (pilpres) mendatang. 

Dia mengingatkan jangan sampai perbedaan pilihan di tahun politik menimbulkan perpecahan yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

"Kalau berbeda capres, lakum capresukum, walana capresuna (untukmu capresmu, untukku capresku). Artinya berbeda tidak perlu terjadi permusuhan, sehingga merusak persatuan dan kesatuan nasional,” katanya saat menyampaikan Pidato Kebangsaan di Kampus Universitas Alma Ata, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (24/10/2022).

Baca juga: Dipanggil DPP PDI-P Usai Dukung Ganjar Maju Capres, FX Rudy: Disanksi Ya Siap

Ma'ruf berpesan agar para santri terus mempererat persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa. Terlebih lagi, ketika menghadapi di tahun politik mendatang.

"Selain kita menjaga kesepakatan nasional, supaya bangsa ini tidak terkoyak. Apalagi ketika kita akan menghadapi pemilu legislatif, pemilihan presiden, dan sebagainya, hendaknya kita tidak melupakan semangat kesepakatan nasional sebagai satu bangsa," tandasnya.

Dia mengingatkan bahwa negara ini didirikan berdasarkan kesepakatan nasional dari semua elemen bangsa. Bahkan, para tokoh santri ketika itu ikut mengambil bagian dalam penyusunan kesepakatan nasional.

"Kita tidak boleh melanggar kesepakatan, orang Islam harus memenuhi janjinya. Oleh karena itu, buat kita mengawal kesepakatan nasional itu salah satu kewajiban yang kita harus lakukan. Mengawal kesepakatan nasional tidak bertentangan dengan semangat kita untuk memenuhi janji-janji kita kepada Allah," tegasnya.

Baca juga: Dianggap Mendahului Megawati soal Capres 2024, FX Rudy Beri Penjelasan Begini

Di dalam sambutannya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, pemerintah menetapkan Hari Santri sebagai penghargaan terhadap pengabdian dan perjuangan para santri di dalam merebut kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan, serta mengawal lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dia kemudian mencontohkan kiprah K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Ahmad Dahlan. Kedua tokoh ini semasa hidupnya gigih berjuang melawan penjajah. Selain itu, keduanya juga mendirikan organisasi besar, yakni Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

"Yang harus kita jaga dari warisan mereka adalah menjaga kesepakatan nasional, NKRI, Pancasila, dan UUD 1945 yang menjadi dasar kita berbangsa dan bernegara," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Yogyakarta
Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Yogyakarta
Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com