Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Dalang Wayang Kulit, Bripka Sutrisno Sisipkan Pesan Humanis soal Kamtibmas

Kompas.com - 16/10/2022, 09:23 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Selain berprofesi sebagai anggota kepolisian, Brigadir Polisi Kepala (Bripka) Sutrisno, di Wonogiri, Jawa Tengah, juga menjadi dalang wayang kulit.

Anggota polisi di Polsek Wuryantoro itu juga sering mengaku menyisipkan pesan-pesan humanis soal keamanan dan ketertiban dalam cerita pewayangan saat pentas.

“Saat pesan-pesan kamtibmas itu saya sampaikan selaku dalang pada pertunjukan wayang kulit, masyarakat mudah memahami dan mengingat. Untuk itu saat menjadi dalang, saya selalu menyelipkannya,” ujar Sutrisno kepada Kompas.com, Jumat (10/6/2022).

Baca juga: Cerita Sigit, Dalang Asal Kendal yang Main di Swiss dan Jerman, Pernah Lupa Bawa Wayang Rahwana

Anggota Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Sumberejo, mengatakan, seni wayang kulit menjadi sarana yang tepat untuk merangkul warga.

Pasalnya, wayang kulit menjadi salah satu tontonan tradisional favorit bagi warga pedesaan di Wonogiri.

Baca juga: Cerita Bripka Sutrisno Jadi Dalang Wayang Kulit, Sampaikan Pesan Cegah Meluasnya PMK di Wonogiri

“Ketika masyarakat rindu pertunjukan wayang kulit kita masukkin sosialisasi baik itu kamtibmas maupun apa yang trending saat ini. Seperti saat pandemi, kami gencar sosialisasi agar masyarakat disiplin menerapkan prokes,” kata Sutrisno, pria kelahiran Klaten, 12 Januari 1981 itu.

“Dengan cara ini wayang bisa tetap lestari di tengah masyarakat. Dan lewat wayang pesan-pesan kamtibmas bisa kami sampaikan secara humanis kepada masyarakat,” tambahnya.

Mencintai dunia pewayangan 

JADI DALANG--Bripka Sutrisno, Bhabinkamtibas Sumberejo, Polsek Wuryantoro-Polres Wonogiri menjadi dalang wayang kulit. Saat menjadi dalang, Bripka menyampaikan pesan-pesan kamtibmas yang humanis kepada publik. KOMPAS.COM/Dokumentasi Bripka Sutrisno JADI DALANG--Bripka Sutrisno, Bhabinkamtibas Sumberejo, Polsek Wuryantoro-Polres Wonogiri menjadi dalang wayang kulit. Saat menjadi dalang, Bripka menyampaikan pesan-pesan kamtibmas yang humanis kepada publik.

Sutrisno menekuni seni dalang wayang kulit sejak tiga tahun terakhir ini.

Hal itu berawal saat Sutrisno ditunjuk menjadi pemandu acara di sebuah acara campur sari di hajatan warga.

Seperti biasa, dirinya memakai wayang dalam memandu acara tersebut. Lalu aksinya itu ternyata mendapat dukungan dan memintanya lebih serius belajar wayang.

Dirinya pun berinisiatif belajar dari dalang kondang Ki Anom Suroto. Sutrisno pun mengaku banyak menimba ilmu pewayangan dari Ki Anom Suroto tersebut.

“Dari situ banyak masyarakat yang suka. Kemudian saya ia berlajar sulukan ke adiknya Pak Anom Suroto lalu dikenalkan langsung dengan beliau (Ki Anom Suroto). Setelah diuji dengan satu sulukan oleh beliau disampaikan bahwa suara kami sama,” tutur Sutrisno.

 

Kecintaannya dengan wayang kulit membuat suami Anggraini Wulansari ini berusaha keras untuk mengenalkan budaya wayang kulit ke generasi muda.

Ayah empat anak tersebut juga masih menyempatkan diri mengajar seni karawitan di sekolah-sekolah yang memiliki alat gamelan.

Sutrisno mengatakan, menjadi dalang adalah salah satu cara menjaga budaya asli Indonesia tetap langgeng.

Seperti diketahui, Sutrisno dan Anggraini dikaruniai empat anak, yaitu Rio Dimas, Kirania Dwi, Raditya Titan dan Adriano Delon.

Asal muasal nama Anom Sutrisno

Sebagai informasi, selama mendalami seni pewayangan, Sutrisno diberi nama tambahan Anom oleh Ki Anom Suroto.

Menurutnya, pemberian nama itu tak lepas dari pengalaman pribadi dalang kondang itu saat pentas di Polresta Surabaya.

“Waktu saat disiarkan disebut namanya menjadi Anom Suroto kemudian namanya tambah tenar. Kemudian bapak ( Ki Anom Suroto) berpikir nama Anom itu berasal tambahan dari polisi. Untuk itu nama itu (Anom) dikembalikan kepada anggota polisi juga,” tutur Sutrisno.

Terkait hal itu, Sutrisno pun meminta izin kepada keluarga besar Ki Anom Sutrisno.

“Keluarga lalu meminta untuk segera memakainnya dan menggelar syukuran atas nama tersebut,” kata Sutrisno.

Dukungan banyak pihak

Seperti diberitakan sebelumnya, aksi Sutrisno itu mendapat dukungan banyak pihak.

Salah satunya dari Kapolres Wonogiri, AKBP Dydit Dwi Susanto yang memberikan apresiasi terhadap inovasi yang dilakukan Bripka Sutrisno.

"Saya berharap inovasi yang dibuat Bripka Sutrisno dapat menginspirasi anggota lain dalam melaksanakan tugas -tugasnya sebagai anggota Polri," demikian Dydit.

Menurut Dydit, pesan kamtibmas melalui wayang mengena di hati masyarakat.

(Penulis : Kontributor Solo, Muhlis Al Alawi | Editor : Ardi Priyatno Utomo)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Yogyakarta
Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta
Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Yogyakarta
Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Yogyakarta
Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Yogyakarta
Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Yogyakarta
Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, 'Ngeyel' Bakal Dicopot

Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, "Ngeyel" Bakal Dicopot

Yogyakarta
Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Yogyakarta
Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Yogyakarta
Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...

Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...

Yogyakarta
Soal Kasus Ferienjob, Menkopolhukam Segera Bentuk Tim Khusus

Soal Kasus Ferienjob, Menkopolhukam Segera Bentuk Tim Khusus

Yogyakarta
Kasus DBD Capai Ratusan, Stok Abate di Gunungkidul Habis

Kasus DBD Capai Ratusan, Stok Abate di Gunungkidul Habis

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com