Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Tanah Melambung, Pemerintah DI Yogyakarta Sarankan Developer Buat Rumah Vertikal

Kompas.com - 12/10/2022, 16:44 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah DI Yogyakarta menyatakan, mereka mendorong swasta untuk membuat rumah secara vertikal atau rumah susun, mengingat harga tanah yang melambung.

Rumah vertikal didorong pembangunannya lantaran kenaikan tanah bisa mencapai 20 tahun setiap tahunnya.

Walhasil, buruh yang pendapatannya setara atau bahkan di bawah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di DI Yogyakarta merana.

Baca juga: Meski Pandemi Belum Lenyap, Harga Tanah di Jabodetabek Naik 2 Persen

"Jadi memang kita mengimbau belum sampai pada larangan, pada saat memberikan perizinan kabupaten/kota diupayakan supaya permukiman dan bangunan lebih vertikal jadi tidak banyak lahan pertanian yang kemudian tersita untuk kebutuhan tempat tinggal," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji, Rabu (12/10/2022).

Aji menambahkan, rumah vertikal atau rumah susun juga perlu diperhatikan soal ketinggian bangunan. Sebabnya, ketinggian tersebut dibatasi oleh jalur pesawat.

"Ini juga harus kita sinkronkan dengan bangunan-bangunan yang cagar budaya walaupun kita minta vertikal diutamakan, tapi kan kalau cagar budaya tidak boleh berubah dari fasad sebelumnya," jelas dia.

Aji menyampaikan rusun dibutuhkan bagi masyarakat menengah ke bawah yang belum memiliki tempat tinggal, atau bagi warga yang masih sewa atau ikut orangtua.

Diharapkan, ke depan ada investor atau pemerintah kabupaten/kota yang menyediakan rusun dengan sistem sewa beli.

"Jadi dia nyewa tapi harga sewanya dilebihkan jadi saat sekian puluh tahun bisa jadi milik. Walaupun vertikal tidak ada masalah seperti apartemen kan," ujar dia.

Baca juga: Harga Tanah di IKN Diisukan Meroket, Apa Tanggapan Sofyan Djalil?

Ia menyebut, rata-rata rusun di Yogyakarta masih sewa dan disediakan oleh pemerintah kabupaten atau kota, rumah susun yang dibangun oleh swasta di Yogyakarta saat ini masih berupa apartemen.

"Dibeli ada sewa, ada beli, tapi yang untuk kebutuhan masyarakat menangah bawah rumah susun. Bisa juga kita pakai skema sewa beli supaya waktu pensiun sudah punya rumah," imbuh dia.

Sementara itu, Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) Ilham Muhammad Nur saat dihubungi menyampaikan, kenaikan harga tanah di DIY mencapai 20 persen setiap tahunnya.

Dia juga tidak memungkiri bahwa harga tanah dan rumah di DIY sudah tidak terjangkau bagi buruh DIY. "Iya memang (tidak terjangkau bagi buruh)," kata dia.

Dengan kondisi tingginya tanah di Yogyakarta membuat perumahan subsidi dibangun di pinggiran DIY terbanyak saat ini berada di Kabupaten Gunungkidul.

"Pasokan rumah subsidi di DIY, saat ini, terbanyak berlokasi di Kabupaten Gunungkidul," ucap dia.

Baca juga: Harga Tanah di IKN Diisukan Meroket, Akankah Semahal Jakarta?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mau Corat-coret Seragam, 20 Pelajar di Yogyakarta Diciduk Polisi

Mau Corat-coret Seragam, 20 Pelajar di Yogyakarta Diciduk Polisi

Yogyakarta
Pemkab Bantul Keluarkan Tips Memilih Kendaraan untuk 'Study Tour'

Pemkab Bantul Keluarkan Tips Memilih Kendaraan untuk "Study Tour"

Yogyakarta
Kirim Pil Yarindo untuk Anak di Rutan Bantul, Ibu Ini Diamankan

Kirim Pil Yarindo untuk Anak di Rutan Bantul, Ibu Ini Diamankan

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Upayakan Tambah Volume Pengolahan Sampah di Pihak Swasta

Pemkot Yogyakarta Upayakan Tambah Volume Pengolahan Sampah di Pihak Swasta

Yogyakarta
Jelang Idul Adha, Penjual Kambing di Yogyakarta Siapkan Dokter Pribadi untuk Ternaknya

Jelang Idul Adha, Penjual Kambing di Yogyakarta Siapkan Dokter Pribadi untuk Ternaknya

Yogyakarta
Sekolah di Sleman yang Ingin Gelar 'Study Tour' Harus Izin ke Dinas Pendidikan, Ini Alasannya

Sekolah di Sleman yang Ingin Gelar "Study Tour" Harus Izin ke Dinas Pendidikan, Ini Alasannya

Yogyakarta
Kericuhan Pelajar di Kota Yogyakarta, 6 Sekolah Diserang Gerombolan Siswa dengan Seragam Coret-coret

Kericuhan Pelajar di Kota Yogyakarta, 6 Sekolah Diserang Gerombolan Siswa dengan Seragam Coret-coret

Yogyakarta
DLH Bantul Bingung Tangani Sampah di Jalan Sekitar Gembira Loka, Ini Penyebabnya

DLH Bantul Bingung Tangani Sampah di Jalan Sekitar Gembira Loka, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Cerita Perajin Besi di Gunungkidul Kebanjiran Orderan Jelang Idul Adha

Cerita Perajin Besi di Gunungkidul Kebanjiran Orderan Jelang Idul Adha

Yogyakarta
Soal Tawuran Pelajar di Yogyakarta, Ketum PP Muhammadiyah: Fanatisme Sekolah yang Tinggi

Soal Tawuran Pelajar di Yogyakarta, Ketum PP Muhammadiyah: Fanatisme Sekolah yang Tinggi

Yogyakarta
40 PNS di Kulon Progo Ajukan Cuti karena Mau Naik Haji, Separuhnya adalah Guru

40 PNS di Kulon Progo Ajukan Cuti karena Mau Naik Haji, Separuhnya adalah Guru

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Curi Emas 100 Gram Senilai Rp 100 Juta, Pelaku Sebut 'Nemu' di Kolong Lemari

Curi Emas 100 Gram Senilai Rp 100 Juta, Pelaku Sebut "Nemu" di Kolong Lemari

Yogyakarta
Dipinjami Lahan di Piyungan Selama 3 Tahun, Pemkot Yogyakarta Belum Tentukan Kegunaannya

Dipinjami Lahan di Piyungan Selama 3 Tahun, Pemkot Yogyakarta Belum Tentukan Kegunaannya

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com