Selanjutnya adalah sistem kekerabatan parental atau bilateral yang memperhitungkan keturunan dari pihak ibu dan ayah.
Dengan prinsip bilateral, maka seseorang dari suku Jawa memiliki hubungan yang sama luasnya dengan keluarga dari pihak ibu dan pihak ayah.
Kemudian, dalam bukunya yang berjudul Pandangan Hidup Jawa (1990) yang ditulis Suyanto dijelaskan bahwa karakteristik budaya Jawa adalah religious, non-doktriner, toleran, akomodatif, dan optimistic.
Karakteristik budaya Jawa ini memunculkan sifat khas yang kerap dilakukan oleh masyarakat Jawa seperti ramah, sederhana, luwes, dan berpegang erat pada tradisi.
Selain itu, masyarakat Jawa dikenal memegang teguh filosofi hidup seperti Narimo ing Pandum (menerima bagiannya masing-masing) dan memayu hayuning bawana (mempercantik keindahan dunia).
Suku Jawa dikenal memiliki berbagai jenis kebudayaan dan tradisi, berikut adalah beberapa diantaranya.
1. Tari Tradisional
Perkembangan budaya suku Jawa tidak terlepas dari keterampilan berkesenian, salah satunya adalah seni tari.
Beberapa tari tradisional yang berkembang di tengah masyarakat Jawa antara lain Tari Serimpi, Tari Gambyong, Tari Beksan Wireng, dan Tari Jathilan.
Selain itu, tarian tradisional suku Jawa juga dikenal mengunakan iringan dari alat musik Gamelan.
2. Rumah Adat
Rumah adat yang dibangun oleh suku Jawa memiliki bentuk khas berupa Rumah Joglo.
Nama rumah Joglo berasal dari istilah jawa yaitu “tajug” dan “loro” yang berarti penggabungan dua tajug.
Rumah Joglo yang terbuat dari kayu memiliki ciri khas berupa atap berbentuk piramida yang mengerucut.
Pada zaman dulu, Rumah Joglo merupakan penanda status sosial karena tidak semua orang dapat membangunnya.