Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Santi Perjuangkan Ganja Medis untuk Sang Putri yang Cerebral Palsy: Saya Usahakan yang Terbaik

Kompas.com - 03/07/2022, 06:30 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - "Saya seorang ibu yang ingin mengusahakan yang terbaik untuk anak saya"

Inilah kata-kata yang terlontar dari Santi Warastuti, seorang ibu yang memiliki anak penderita cerebral palsy.

Sosok Santi menjadi sorotan setelah menyuarakan legalisasi ganja medis di car free day (CFD) Bundaran HI Jakarta pada Minggu (26/6/2022).

Baca juga: MUI Jabar: Fatwa Legalisasi Ganja Medis Kewenangan Pusat, tapi Hati-hati...

Di CFD, Santi datang bersama suami dan tampak pula buah hatinya Pika (14) yang berada di kereta dorong.

Santi terlihat memegang satu papan dengan bertuliskan "TOLONG ANAKKU BUTUH GANJA MEDIS".

Santi menceritakan, awalnya ia tinggal dan bekerja di Bali. Kemudian, saat hamil, Santi bersama suami memutuskan untuk pulang ke Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Jadi saya hamil posisi 7 bulan, saya pulang ke Yogya, karena cuma berdua sama suami (di Bali) tidak ada saudara. Ini kan lahiran anak pertama agak ribet tidak ada yang membantu, ya saya pulang ke Yogya," ujar Santi  saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (1/7/2022).

Pada 25 September 2008, Santi melahirkan di Yogyakarta. Hadirnya sang buah hati membahagiakan bagi Santi dan suami.

"Pika lahir dengan operasi caesar, dengan berat 3,4," ucapnya.

Setelah Pika umur dua bulan, Santi dan suami membawa ke Bali. Sebab Santi dan suami masih harus bekerja di Bali.

Pika kecil tumbuh dengan sehat. Buah hati Santi dan suaminya ini pun menjadi anak yang periang dan beraktivitas seperti anak pada umumnya.

Awalnya muntah dan lemas

Pada saat akan lulus Taman Kanak-kanak (TK), Pika mulai muntah-muntah dan lemas. Pihak sekolah kemudian menghubungi Santi untuk menjemput Pika agar istirahat di rumah.

"Saya ditelepon suruh membawa pulang, nanti istirahat besok sudah segar lagi, begitu beberapa kali. Kemudian muncul kejang," ungkapnya.

Mengetahui kondisi Pika, Santi kemudian membawa buah hatinya ke rumah sakit untuk periksa. Awalnya, dokter memvonis Pika epilepsi.

"Karena kejang tanpa demam (dokter menyampaikan) epilepsi begitu, kemudian diperiksa lanjutan. Mulai saat itu Pika minum obat kejang," urainya.

Santi mengungkapkan, kondisi Pika saat itu masih bagus, masih bisa berjalan. Namun seiring berjalanya waktu Pika mulai kesulitan untuk berjalan dan kesulitan memegang sesuatu.

"Jadi motorik kasarnya, motorik halusnya mulai terganggu karena kejang pun masih ada kan. Saat itu saya sudah melakukan terapi juga waktu di Bali," ungkapnya.

Baca juga: Tak Punya Uang Rp 2,3 Juta, Jenazah Bayi Pasangan Ilham dan Santi Ditahan RS

Santi yang merasa kesulitan mencari lokasi terapi di Bali pada tahun 2015 memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya. Santi lantas kembali ke Yogyakarta bersama buah hatinya.

Sedangkan suaminya tetap berada di Bali untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga.

"Suami tetap di Bali karena kita tetap perlu dapur tetap ngebul. Jadi suami di Bali, saya dan Pika di Yogya, kita melanjutkan terapi di sini di rumah sakit," ucapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Siang Berawan

Yogyakarta
Jasad Bertato Kepala Naga yang Terdampar di Pantai Imorenggo Ternyata Warga Sleman

Jasad Bertato Kepala Naga yang Terdampar di Pantai Imorenggo Ternyata Warga Sleman

Yogyakarta
Kala Raja Yogyakarta Sri Sultan HB X Duduk Lesehan Bareng Suporter Dukung Timnas U23

Kala Raja Yogyakarta Sri Sultan HB X Duduk Lesehan Bareng Suporter Dukung Timnas U23

Yogyakarta
PDI-P Buka Penjaringan Bacawalkot Yogyakarta, Ini Kriterianya...

PDI-P Buka Penjaringan Bacawalkot Yogyakarta, Ini Kriterianya...

Yogyakarta
Jenazah Tanpa Identitas Bertato Kepala Naga Terdampar di Pantai Imorenggo

Jenazah Tanpa Identitas Bertato Kepala Naga Terdampar di Pantai Imorenggo

Yogyakarta
Ikut Penjaringan di Golkar, Pj Wali Kota Yogyakarta Segera Dipanggil Pemprov DIY

Ikut Penjaringan di Golkar, Pj Wali Kota Yogyakarta Segera Dipanggil Pemprov DIY

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Bakal Miliki 'Coworking Space' dan 'Coffee Shop'

Museum Benteng Vredeburg Bakal Miliki "Coworking Space" dan "Coffee Shop"

Yogyakarta
Pj Wali Kota Yogyakarta Dilaporkan ke Gubernur DIY dan Mendagri, Ini Penyebabnya

Pj Wali Kota Yogyakarta Dilaporkan ke Gubernur DIY dan Mendagri, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Jelang Laga Indonesia Vs Uzbekistan, Persewaan Proyektor di Gunungkidul Kebanjiran Order

Jelang Laga Indonesia Vs Uzbekistan, Persewaan Proyektor di Gunungkidul Kebanjiran Order

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Jatuh ke Jurang Saat Cari Lobster di Gunungkidul, Pria Asal Lampung Tewas

Jatuh ke Jurang Saat Cari Lobster di Gunungkidul, Pria Asal Lampung Tewas

Yogyakarta
Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com