Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Santi Perjuangkan Ganja Medis untuk Sang Putri yang Cerebral Palsy: Saya Usahakan yang Terbaik

Kompas.com - 03/07/2022, 06:30 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

Santi pun kemudian membaca banyak literatur dan di beberapa negara sudah dilegalkan untuk medis. Apa yang diperjuangkan Santi saat ini pun untuk keperluan medis, bukan yang lainnya.

"Jadi yang saya perjuangkan untuk medis. Kalau misalnya dilegalkan untuk proses distribusi, proses penelitian, pasti dari pihak-pihak terkait, pihak berwenang yang mempunyai kewenangan untuk itu, bukan di ranah saya. Kalau ranah saya cuma seorang ibu, yang berjuang untuk anaknya. Untuk teknis, petunjuk dan pelaksanaannya nanti kan sudah ada pihak-pihak yang berkompeten," ungkapnya.

Santi kemudian membulatkan tekad pada November 2020 untuk memasukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) uji materi terhadap UU No 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

"Di awal karena Musa perkembangannya bagus, Saya kepingin juga tapi saya tidak bisa memberikan di Indonesia. Jadi kalaupun nanti bisa digunakan sebagai obat medis bukan hanya untuk anak saya, tapi untuk anak-anak (cerebral palsy) yang lain," ucapnya.

"Apa salahnya sih yang dipakai di luar, kita pakai di sini. Ya tentu dengan pengawasan yang ketat dari aparat," tambahnya.

Sembari menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), Santi masih terus melanjutkan pengobatan Pika secara medis yang ada saat ini.

Pika mengkonsumsi tiga macam obat kejang. Namun karena Pika mengalami efek samping, maka ada obat yang oleh dokter distop sementara.

"Setiap obat itu pasti ada efek samping, dan anak saya juga mengalami. Pernah dikasih obat kejang, itu Pika konsumsi dua minggu langsung muncul ruam-ruam merah, bibir pecah-pecah, sariawan berdarah-darah gitu. Kemudian diganti obat, karena Pika konsumsi jangka panjang awal bulan kemarin muncul ruam-ruam merah di perut leher, kaki tangan kemudian oleh dokter dihentikan dulu," urainya.

Tunggu keputusan MK

Santi bersama suami telah dua tahun menanti, namun belum juga ada keputusan dari Mahkamah Konstitusi (MK).

Tak lantas berdiam diri, Santi bersama suami dan Pika kemudian berangkat ke Jakarta agar MK agar segera memutuskan.

Di Jakarta Santi datang ke car free day (CFD) Bundaran HI dengan membawa papan berwarna putih. Di papan tersebut terdapat tulisan " TOLONG ANAKKU BUTUH GANJA MEDIS".  Aksi tersebut kemudian viral setelah penyanyi Andien Aisyah mengunggah di media sosial.

Santi pun mengaku tidak menyangka apa yang dilakukanya akan menjadi viral. Sebab sebagai seorang ibu, Santi hanya ingin memberikan yang terbaik bagi buah hatinya yang menderita cerebral palsy.

Rencana Santi yang hanya sebentar di Jakarta pun berubah.

"Saya tidak berencana sampai segini lama dan segini, efeknya saya tidak menyangka sampai sebesar ini, ya lumayan shock juga ya capek ya iya, tapi ya memang harus saya jalani. Kalau nggak sekarang kapan lagi, ya kok dilalah saya yang mendapatkan kesempatan ya saya gunakan dulu. Nanti teman-teman yang lain tertolong juga, terbantu juga," ujarnya.

Baca juga: Setelah Ditemukan 10 Hektar Ladang Ganja, Hutan di Cianjur Disisir Polisi

Selama di Jakarta, Santi sempat diundang dalam Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi III DPR RI, Kamis (30/6/2022).

"Kemarin sih banyak support dari DPR dan mereka akan berusaha untuk mengawal terus untuk proses ini," ungkapnya.

Santi memahami apa yang diperjuangkanya tidak akan mudah. Selain itu, juga akan banyak menimbulkan pro dan kontra.

Namun yang terpenting bagi Santi adalah sudah berusaha semaksimal mungkin demi buah hatinya dan lebih luas bagi anak-anak lain yang juga menderita cerebral palsy.

"Saya paham tidak akan mudah, tapi yang terpenting Saya sudah berjuang, sudah berusaha. Hasilnya biar nanti Tuhan yang menentukan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Perajin Besi di Gunungkidul Kebanjiran Orderan Jelang Idul Adha

Cerita Perajin Besi di Gunungkidul Kebanjiran Orderan Jelang Idul Adha

Yogyakarta
Soal Tawuran Pelajar di Yogyakarta, Ketum PP Muhammadiyah: Fanatisme Sekolah yang Tinggi

Soal Tawuran Pelajar di Yogyakarta, Ketum PP Muhammadiyah: Fanatisme Sekolah yang Tinggi

Yogyakarta
40 PNS di Kulon Progo Ajukan Cuti karena Mau Naik Haji, Separuhnya adalah Guru

40 PNS di Kulon Progo Ajukan Cuti karena Mau Naik Haji, Separuhnya adalah Guru

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Curi Emas 100 Gram Senilai Rp 100 Juta, Pelaku Sebut 'Nemu' di Kolong Lemari

Curi Emas 100 Gram Senilai Rp 100 Juta, Pelaku Sebut "Nemu" di Kolong Lemari

Yogyakarta
Dipinjami Lahan di Piyungan Selama 3 Tahun, Pemkot Yogyakarta Belum Tentukan Kegunaannya

Dipinjami Lahan di Piyungan Selama 3 Tahun, Pemkot Yogyakarta Belum Tentukan Kegunaannya

Yogyakarta
Niat Hati Pelihara Tujuh Kambing untuk Dijual Saat Idul Adha, Pria Ini Malah Kemalingan

Niat Hati Pelihara Tujuh Kambing untuk Dijual Saat Idul Adha, Pria Ini Malah Kemalingan

Yogyakarta
Nenek di Sleman Tewas Disengat Tawon Vespa, Awalnya Taruh Galah di Pohon Mangga

Nenek di Sleman Tewas Disengat Tawon Vespa, Awalnya Taruh Galah di Pohon Mangga

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator Ringroad DIY, Pakar UGM: Justru akan Rawan Kecelakaan

Wacana Pembongkaran Separator Ringroad DIY, Pakar UGM: Justru akan Rawan Kecelakaan

Yogyakarta
Buron 3 Pekan, Pencuri Motor yang Beraksi Pakai Daster di Semarang Tertangkap

Buron 3 Pekan, Pencuri Motor yang Beraksi Pakai Daster di Semarang Tertangkap

Yogyakarta
Pelaku Perdagangan Orang via Bandara YIA Ditangkap, Janjikan 5 Orang Kerja di Serbia

Pelaku Perdagangan Orang via Bandara YIA Ditangkap, Janjikan 5 Orang Kerja di Serbia

Yogyakarta
Satu Calon Jemaah Haji Asal Gunungkidul Terdeteksi Menderita TBC

Satu Calon Jemaah Haji Asal Gunungkidul Terdeteksi Menderita TBC

Yogyakarta
Koordinasi dengan Kepsek, Disdikpora DIY Sebut Pemicu Kericuhan Pelajar di Umbulharjo Belum Diketahui

Koordinasi dengan Kepsek, Disdikpora DIY Sebut Pemicu Kericuhan Pelajar di Umbulharjo Belum Diketahui

Yogyakarta
Demi Pembangunan Jembatan, Warga Gunungkidul Rela Serahkan Tanahnya Tanpa Ganti Untung

Demi Pembangunan Jembatan, Warga Gunungkidul Rela Serahkan Tanahnya Tanpa Ganti Untung

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com