Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Ketum PP Muhammadiyah, Sandiaga Uno Dapat Wejangan Agar Fokus Bekerja

Kompas.com, 2 Juli 2022, 00:02 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Bertemu Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Sandiaga Uno dapat nasihat dari Haedar agar fokus bekerja.

Pernyataan itu disampaikan Sandiaga saat disinggung apakah pertemuannya dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah sekaligus untuk menghimpun dukungan untuk maju calon presiden (capres) 2024 mendatang.

"Yang merupakan nasihat dari Prof (Haedar Nashir) bahwa kerja. Fokus di kerja banyak cara mengetuk pintu langit," katanya ditemui di Kantor PP Muhammadiyah, Kota Yogyakarta, Jumat (1/7/2022).

Baca juga: Menteri Sandiaga Uno Sebut Candi Plaosan Bisa Jadi Alternatif Kunjungan Wisatawan Setelah Borobudur

Ia mengungkapkan, nasihat yang diberikan oleh Haedar adalah fokus bekerja sehingga dapat menghadirkan Islam rahmatan lil alamin sekaligus mengharap ridha Allah.

"Nasihat beliau adalah jika kita fokus dalam pekerjaan kita. Bisa menghadirkan Islam rahamatan lil alamin mengarap ridha Allah. Tentunya kita akan bisa membawa kebermanfaatan dan berlomba-lomba dalam kebaikan ini salah satu prosesi tahapan yang harus dilanjutkan," katanya.

Mendapatkan wejangan itu, Sandiaga mengaku dalam waktu ke depan dia akan fokus dalam membangkitkan ekonomi Indonesia pascapandemi Covid-19 serta memastikan masyarakat hidup sejahtera pascapandemi.

"Tadi saya menangkap pesan itu, saya akan menjalankan bahwa fokus kita beberapa bulan kedepan bagaimana caranya mengembalikan ekonomi kita memastikan kesejahteraan masyarakat, bisa diwujudkan pascapandemi," ujar dia.

Sebelumnya, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan bahwa pertemuannya dengan Sandiaga Uno adalah untuk membahas pengembangan wisata halal.

Di mana wisata menyangkut kegiata yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

"Kami Muhammadiyah dengan program wisata halal itu memang ingin menjadikan program ekonomi itu betul-betul landing ke bumi," Kata Haedar ditemui di Kantor PP Muhammadiyah, Kota Yogyakarta, Jumat (1/7/2022).

Menurut Haedar wisata halal bukan hanya untuk masyarakat yang beragama Islam saja, tetapi juga menjadi wisata bagi masyarakat secara umum. Sekaligus mematahkan pandangan bahwa wisata halal hanya untuk orang Islam.

"Wisata halal bukan hanya menyangkut umat Islam tetapi ini jadi kegiatan wisata hajat hidup umum. Dari Islam untuk semua, supaya tidak ada pandangan wisata halal hanya untuk orang Islam. Islam yang rahmatan lil alamin," lanjut dia.

Baca juga: Sandiaga Uno: Tjahjo Kumolo Politisi yang Membuat Kita Teduh

Lanjutnya, untuk mewujudkan wisata halal bagi seluruh masyarakat, Muhammadiyah telah memiliki lembaga-lembaga pendukungnya seperti lembaga pendidikan hingga rumah sakit.

"Kita punya lembaga pendidikan, rumah sakit, lembaga pendidikan menyangkut murid, siswa, mahsiswa sudah ratusan ribu untuk wisata saja sudah luar biasa," ucapnya.

Selain mengembangkan wisata halal, Muhammadiyah juga ingin bekerja sama dengan Kementerian Parekraf dalam bidang ekonomi kreatif.

Sebab, ekonomi kreatif merupakan unggulan bagi masyarakat dan berpeluang untuk menyatu dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

"Kita mau menjalin kerja sama dengan Kementerian Parekraf. Terakhir kita ingin bersama-sama menjadikan ekonomi kreatif jadi unggulan, jadi ekonomi kreatif pilihan yang bisa kolaborasi menyatu dengan pengembangan ekonomi mikro kecil dan menengah," katanya.

Sementara itu Menparekraf Sandiaga Uno dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa silaturahmi ini merupakan langkah strategis dalam mengembangkan potensi kebangkitan ekonomi. Sehingga, dapat membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan pemerintah.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau