YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, mengimbau petani untuk menggunakan alas kaki atau alat pelindung diri (APD). Hal ini untuk mencegah tertularnya lepstopirosis.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan, leptospirosis menular melalui kuman yang masuk lewat luka di tubuh.
"Kuman ada di air seni tikus. Jadi jika tanah atau air tercemar kuman bisa masuk lewat luka, masalah bisa terjadi pada petani di sawah atau perkebunan," kata Dewi saat dihubungi melalui telepon Senin (20/6/2022).
Dijelaskannya, gejala lepstopirosis yang paling umum adalah panas. Kemudian muncul rasa sakit di badan, mual, muntah dan lain-lain. Hal ini tergantung daya tahan tubuh.
"(kalau) yang diserang ginjal, jadi kematian karena gagal ginjal," ucap dia
Baca juga: Kasus Leptospirosis di Gunungkidul, 4 Warga Meninggal
Dewi mengatakan, untuk pencegahan bisa menggunakan APBD agar kuman tidak masuk ke dalam tubuh.
"Ya untuk pencegahan pake APD kalau bekerja. Misal sepatu bot, baju lengan panjang, sarung tangan dan lain lain," kata Dewi.
Dia juga meminta petani yang bergejalan agar langsung ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.
"Kalau bergejala, bisa langsung mengakses layanan kesehatan terdekat untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan," ucap dia.
Dinkes Gunungkidul mencatat selama tahun 2022 sudah ada 22 kasus leptospirosis. Dari jumlah tersebut, 4 di antaranya meninggal dunia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.