YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, DI Yogyakarta, mencatat selama tahun 2022 sudah ada 22 kasus leptospirosis, di mana empat penderitanya meninggal dunia.
"Sampai bulan Juni sudah ada 22 kasus leptospirosis, 4 di antaranya meninggal (data sampai 17 Juni 2022)," kata Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty saat dihubungi wartawan melalui telepon, pada Minggu (19/6/2022)
Kasus ini cukup tinggi, meski 2017 masih tertinggi dengan angka 64 kasus dengan 16 orang meninggal dunia.
Baca juga: Bertemu Prabowo di Hambalang, Gibran Disarankan Maju Gubernur
"Memang, sekarang ada tren kenaikan dan jumlah kasusnya masih bisa bertambah," kata Dewi.
"Rincian kasus ada di bidang, saya tidak hafal. Yang jelas, kasus didominasi di wilayah pertanian," ucap dia.
Dewi mengatakan, kasus leptospirosis mengalami peningkatan, dan selama turun hujan, penyakit ini masih bisa bertambah.
Seperti saat ini fenomena kemarau basah, khususnya warga yang bekerja di sektor pertanian agar lebih berhati-hati terhadap penyebaran penyakit ini.
Apalagi, media penularan menggunakan air yang diduga tercampur dengan air kencing tikus.
Baca juga: Gibran Sebut Persiapan Solo Jadi Tuan Rumah ASEAN Para Games XI Sudah Matang, tapi...
Data Dinkes kasus leptospirosis tahun 2017 sebanyak 64 kasus dengan kematian 16 kasus.
Pada 2018 jumlah kasus sebanyak 16 dengan kematian 1.
Kemudian, di 2019 jumlah kasus sebanyak 9 dengan jumlah kematian 2.
Tahun 2020 sebanyak 6 kasus dengan 1 kematian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.