KULON PROGO, KOMPAS.com – Puluhan orang menyambut Purwadi saat tiba di rumah Ngatiman pada Pedukuhan Dangsambuh, Kalurahan Kebonharjo, Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tenda hingga panganan telah disiapkan di rumah kerabat dekat Purwadi.
Satu per satu warga menyalami dan merangkul Purwadi. Mereka sambil berusaha memastikan apakah pemuda berkulit legam ini masih mengenal mereka.
“Kamu Sugiyanto. Ini Pak Ngatiman,” kata Purwadi pada orang yang ternyata masih dikenalnya. Mimik Purwadi masih datar, namun Sugiyanto dan Ngatiman terlihat senang masih dikenal.
Purwadi pulang setelah bertahun-tahun nasibnya tidak diketahui. Ia muncul di Dangsambuh dalam keadaan baik-baik saja sambil didampingi beberapa pekerja sosial dari sebuah pusat rehabilitasi mental.
Warga menyambut kepulangan dia pada Rabu (8/6/2022) sore. Keluarga, kerabat dan para tetangga menerima Purwadi dengan terbuka.
“Sudah belasan tahun tidak ketemu. Saya masih kecil ketika itu. Tidak ingat sepenuhnya,” kata Karyanti (29), adik dari Purwadi. Ia menutup mukanya sampai menangis saat bertemu kakak kandungnya itu.
Purwadi beberapa waktu belakangan menjalani rehabilitasi di Sentra Margo Laras di Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada Maret 2021.
Ia tiba bersama seratus orang yang dikirim dari Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih Surabaya, Jawa Timur
Kondisi mereka memprihatinkan. Badan penuh bekas menggaruk dan penyakit kulit. Mereka juga diam, tidak bisa diajak komunikasi.
Baca juga: Perempuan yang Bunuh Ayahnya di Sampang Diduga ODGJ, Pernah Menyerang Korban dengan Gunting
Margo Laras merupakan unit pelaksana teknis Kementerian Sosial RI yang membidani rehabilitasi sosial penyandang disabilitas mental.
Pekerja sosial Sentra Margo Laras, Giri Purwono turut menangani ratusan orang yang didatangkan dari Liponsos Surabaya ini.
Di antaranya termasuk Purwadi. Giri mengungkapkan, Purwadi dalam kondisi sakit kulit parah. Ia juga diam.
Pendekatan pada Purwadi dilakukan sejak hari pertama tiba di balai rehabilitasi. Ia begitu sulit diajak bicara dan berkomunikasi. Hal serupa sebenarnya terjadi pada orang yang dibawa dari Liponsos.
Giri menceritakan, sikap sabar merupakan pendekatan yang dilakukan pada Purwadi. Ia menyamakan pendekatan itu seperti merawat anak sendiri. Usaha itu untuk membangkitkan kepercayaan Purwadi pada Giri.
Pendekatan lebih dari satu tahun membuahkan hasil, di mana Purwadi mulai terbuka sehingga diketahui nama sebenarnya hingga diketahui asal dari Kebonharjo.