“Dia akhirnya sudah mau cerita, mulai SD di Kebonharjo sampai kelas tiga, lalu meneruskan kelas 4 sampai lulus di Sumatera,” kata Giri menahan tangis.
Cerita berlanjut di mana Purwadi pernah bekerja di kebun kopi sebagai pembersih rumput. Ia sempat mudik. Kemudian, Purwadi kembali ke Sumatera namun di tengah jalan diturunkan bus di tengah hutan.
Sejak itu ia terus berpindah ke beberapa kota, termasuk Tuban hingga akhirnya ke Surabaya.
Ia terciduk di Surabaya dan masuk ke Liponsos Keputih. Maret 2021, Liponsos mengirim Purwadi ke Pati.
Pendampingan, pengobatan dan intensitas komunikasi membuat kesembuhan Purwadi menunjukkan kemajuan pesat.
Ia mampu mengikuti petunjuk instruktur, memahami perintah, bahkan dalam sebuah kegiatan pertanian bisa sampai menghasilkan uang.
Sembari melakukan pendampingan, Giri juga akhirnya menemukan keluarga pemuda ini di Kebonharjo.
Semua perkembangan Purwadi direkam melalui video dan dikirimkan ke keluarganya di desa.
Giri mengungkapkan, langkah itu bagian dari pendekatan dirinya agar Purwadi bisa diterima kelak dia kembali pulang. Pendekatan beberapa bulan membuahkan hasil, masyarakat terbuka menerima Purwadi.
“Selama itu saya kirim perkembangan Purwadi lewat video,” kata Giri.
Purwadi dinilai sembuh. Ia kemudian dipulangkan ke rumahnya di Kebonharjo.
Purwadi pulang tidak hanya dinyatakan sembuh, tetapi juga dibekali keterampilan dan modal agar bisa menjalani penghidupan selanjutnya, yakni kemampuan bertani dan beternak.
“Semoga bisa berkembang sebagai model usaha bagi Purwadi,” kata Giri.
Baca juga: Viral, Video Perempuan ODGJ Diikat dan Dijambak, Kadinsos: Gigit Tangan Petugas
Dukuh (kepala dusun) Dangsambuh, Tumidjan mengungkapkan, warga menerima terbuka kepulangan Purwadi.
Bahkan sebelum kepulangan pemuda ini, warga sudah gotong royong membangun rumah bagi Purwadi. Rumah itu dari batako dengan ukuran 6x6 meter.