Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bantul Ari Budi Nugroho mengatakan, dampak penutupan TPST Piyungan mengganggu layanan pelanggan sampah.
DLH sementara waktu tidak mengambil sampah dari masyarakat. "Dalam sehari sampah yang dikelola SLH sekitra 90 sampai 100 ton," kata Ari.
Sebelumnya, warga menggelar aksi penutupan pintu masuk TPST Piyungan pada Sabtu. Selain memasang spanduk penolakan warga menutup jalan menggunakan batu.
Salah seorang petani di Padukuhan Banyakan III yang tak jauh dari TPST, Paimo (57) mengaku air parit yang tidak jauh dari sawahnya berwarna hitam pekat sejak puluhan tahun silam.
"Ini air limbah, padahal ini tidak bisa bening, kaya gini terus. Ini dari sampah TPA (TPST) Piyungan dan sudah berlangsung selama 28 tahun," kata Paimo.
Baca juga: DLH Pemalang Buka Layanan Hotline Angkut Sampah Selama Masa Mudik
Apalagi saat hujan deras melanda, air masuk ke sawah, dan ini tidak bisa ditanami padi hanya rumput pakan ternak atau kolonjono.
Tidak hanya air, tetapi juga sampah yang ikut masuk ke area persawahan yang berjarak sekitar 300 meter dari TPST Piyungan.
Dia berharap TPST Piyungan ditutup selamanya. "Harapannya ditutup total TPST itu, soalnya mencemari lingkungan dan menganggu sawah intinya," kata Paimo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.