KOMPAS.com - Kasus seorang bocah perempuan berusia tujuh tahun yang tewas diduga dianiaya kakak sepupu di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, menuai sorotan.
Kasus tersebut, menurut aktivis peduli anak-anak, Dian Sasmita, yang juga pendiri Yayasan Sahabat Kapas, kasus itu merupakan alarm darurat bagi masyarakat, khususnya pemerintah daerah.
"Ini menjadi alarm darurat bagi kita semua termasuk pemerintah daerah. Harus ada langkah konkrit untuk membantu dan menyediakan layanan konseling bagi keluarga di segala lapisan, khususnya masyarakat kurang mampu," katanya kepada Kompas.com, Rabu (13/4/2022).
Baca juga: Kisah Pilu Bocah Yatim Piatu Tewas Diduga Dianiaya Kakak Sepupu di Kartasura
Menurut Dian, layanan konseling keluarga tersebut juga harus mudah diakses dan tersebar di beberapa lokasi.
Harapannya mampu memberikan bantuan segera bagi keluarga yang membutuhkan pendampingan.
Baca juga: Bocah 7 Tahun di Sukoharjo Tewas, Diduga Dianiaya Kakak Sepupu
"Mudah dalam arti gratis dan berada di beberapa lokasi. Tentunya akan membantu keluarga yang sedang bermasalah, mendapat bantuan dengan segera. Tanpa harus menunggu ada korban," katanya.
Dian pun mengatakan, sebetulnya Pemerintah Daerah (Pemda) telah memiliki PUSPAGA (Pusat Pembelajaran Anak dan Keluarga) untuk pendampingan keluarga itu.
"Kita dukung komitmen pemerintah daerah yang sudah baik ini menjadi lebih meningkat dengan menghadirkan layanan konseling keluarga yang mudah di jangkau keluarga2 rentan," pungkasnya.
Baca juga: Tawuran dengan Sarung Diisi Batu, 8 Bocah di Tegal Ditangkap Polisi
Seperti diberitakan sebelumnya, korban merupakan anak yatim piatu. Dirinya lalu tinggal bersama paman dan bibinya di Blateran RT 001/002, Desa Ngabeyan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo.
Beberapa waktu kemudian, paman dan bibinya bercerai dan pergi merantau ke Jakarta.
Korban pun tinggal bersama ketiga kakak sepupunya. Diduga korban tewas usai dianiaya oleh kakak sepupu berinisial F (18).
Menurut salah satu warga setempat, Ahmad, korban dianiya karena sering bermain dan tidak pulang.
"Korban mulanya bermain dan tidak pulang ke rumah. Terus dicari sama kakaknya. Setelah ketemu diajak pulang mungkin dianiaya," kata Ahmad dikonfirmasi Kompas.com, Selasa malam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.