Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik Sepeda Motor Malam Hari Sambil Bawa Celurit, 2 Pemuda di Sleman Ditangkap

Kompas.com, 5 April 2022, 20:49 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Polisi menangkap dua pemuda di Desa Banyuraden, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, karena mengendarai sepeda motor pada malam hari sembari membawa celurit.

Kepala Kepolisian Resor Sleman AKBP Ach Imam Rifai mengatakan, penangkapan dua orang ini berawal dari patroli polisi pada Selasa (5/4/2022) sekitar 02.30 WIB.

Kala itu, polisi curiga melihat ada satu sepeda motor yang ditumpangi tiga orang.

"Kita coba dekati karena sesuai dengan SOP kita apabila kita mengetahui hal-hal yang mencurigakan tentu kita akan lakukan pemeriksaan," ujar Imam Rifai dalam jumpa pers di Polsek Gamping, Selasa (5/04/2022).

Baca juga: Polisi Tembak Pria Bawa Celurit di Sumenep hingga Tewas, Polda Jatim Bentuk Tim Evaluasi

Saat akan dilakukan pemeriksaan, tiga orang tersebut melarikan diri. Petugas kemudian mengejar.

Saat berusaha melarikan diri, tiga orang yang berboncengan dengan menggunakan sepeda motor tersebut terjatuh di daerah Patran, Desa Banyuraden, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman.

Sebanyak dua orang berhasil ditangkap dan satu orang lagi melarikan diri.

Kedua orang yang ditangkap berinisial JH (16) warga Sleman dan BAW (20) warga Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.

Baca juga: Anaknya Diduga Jadi Korban Klitih di Yogyakarta, Anggota DPRD Kebumen: Mohon Pihak Berwajib Mengusut Pelaku

Sementara satu orang yang melarikan diri berinisial FD (18) warga Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.

"Satu orang pelajar masih siswa dan dua orang sudah tidak sekolah lagi. Satu sedang dalam perawatan di rumah sakit untuk melakukan operasi karena luka saat terjatuh," ungkapnya.

Saat dilakukan pemeriksaan terhadap dua orang yang berhasil ditangkap, didapati senjata tajam jenis celurit.

"Dari kabur ini kemudian berhasil diamankan dan didapati yang bersangkutan membawa senjata tajam," tegasnya.

Polisi sampai saat ini masih melakukan pemeriksaan. Termasuk mendalami motif dari tiga remaja tersebut keluar malam dan membawa senjata tajam.

"Motif memang sedang kita dalami yang bisa kita pastikan dari perkenaan unsur dari pasal Undang-undang darurat ini adalah bahwa yang bersangkutan ini bukanlah orang yang sesuai dengan profesinya berhak ataupun berkepentingan untuk membawa senjata tajam tersebut," tegasnya.

Baca juga: Kapolresta Solo Sebut Pembacokan di Pucangsawit Bukanlah Aksi Klitih

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Rony Prasadana menambahkan FD yang melarikan diri merupakan seorang residivis kasus pembacokan di wilayah Bantul.

"FD ini residivis kasus pembacokan di wilayah Bugisan Bantul. FD segera menyerahkan diri atau kami cari. Kami juga mengembangkan apakah terkait dengan kejadian di wilayah lain," pungkasnya.

Dari kejadian ini Polisi mengamankan barang bukti berupa satu unit sepeda motor dan dua senjata tajam jenis celurit. Pelaku dijerat Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Darurat No 12 Tahun 1951.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau