Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Yogyakarta Masih Bahas Bentuk Pekerjaan bagi Pendorong Gerobak Malioboro

Kompas.com - 01/04/2022, 19:42 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta masih dalam proses pembahasan nasib pendorong gerobak milik pedagang kaki lima (PKL) Malioboro.

Pasalnya para pendorong gerobak ini telah kehilangan pekerjaan pasca PKL Malioboro direlokasi di Teras Malioboro 1 dan 2.

"Kemarin sama pak asisten ketika ketemu dengan mereka dulu juga sudah kita siapkan untuk mereka. Cuma memang perlu waktu menyiapkan itu," kata Wakil Wali Kota Heroe Poerwadi, Jumat (1/4/2022).

Baca juga: Pemkot Yogyakarta Tidak Bisa Berikan Lapak di Malioboro, Janji Berdayakan Pendorong Gerobak

Heroe menambahkan, untuk bentuk pemberdayaan pendorong gerobak tak jauh dari pekerjaan dulunya yang bersinggungan dengan PKL Malioboro.

"Macam-macam opsinya supaya teman-teman tetap ada pekerjaan yang seperti dulu membantu para PKL. Tapi teknis seperti apa sedang kita susun," jelasnya.

Heroe enggan membeberkan bentuk pemberdayaan bagi pendorong gerobak karena hingga sekarang Pemkot Yogyakarta masih dalam proses pembahasan.

"Macam-macam tapi saya belum bisa menyampaikan karena belum pastinya. Masih ada banyak hal yang masih bisa dilakukan terutama bagaimana kita tetap berkaitan dengan PKL, bagaimana mereka membantu," katanya.

Sebelumnya, Relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) Malioboro ke Teras Malioboro 1 dan 2 masih menimbulkan polemik. Pasalnya pasca relokasi PKL Malioboro para pendorong gerobak menjadi pengangguran, karena PKL sudah tidak membutuhkan jasa pendorong gerobak.

Ketua Paguyuban Pendorong Gerobak Malioboro Kuat Suparjono mengatakan, pihaknya pernah bertemu Pemkot Yogyakarta untuk membahas nasib para pendorong gerobak. Namun, hingga sekarang nasib pendorong gerobak belum menemukan kejelasan.

Baca juga: Pasca Relokasi PKL Malioboro, Pendorong Gerobak Jadi Pengangguran

"Kita berharap mendapat lapak untuk jualan bersama PKL. Harapan kita bisa untuk jangka panjang, tapi audiensi seperti apa kita belum tahu," kata dia ditemui di Balai Kota Yogyakarta, Senin (28/3/2022).

Ia menambahkan jika lapak tidak bisa diberikan kepada para pendorong gerobak, ia bersama rekan-rekannya meminta pekerjaan kepada Pemkot Yogyakarta.

"Kalau tidak bisa realisasi mungkin bisa dapat pekerjaan. Karena selama relokasi kita tidak ada pekerjaan," ucapnya.

Ia mengungkapkan sejak relokasi dilakukan pada Bulan Februari lalu mereka kehilangan pekerjaan satu-satunya yakni sebagai pendorong gerobak. Bahkan, beberapa dari mereka memilih untuk pulang kampung.

"Total anggota paguyuban kami 30 orang sebelumnya total 70 orang karena belum ada kepastian teman-teman memilih pulang kampung," kata dia.

Baca juga: Pendorong Gerobak Minta Pekerjaan ke Pemerintah DIY Setelah PKL Malioboro Direlokasi

Ia mengungkapkan para pendorong gerobak yang memilih untuk pulang kampung itu lantas menjadi petani atau pekerjaan serabutan lainnya. Beberapa lainnya memilih menjadi tukang becak tetapi tidak bertahan lamankarena kondisi sepi dan becak harus menyewa.

"Saya kalau ada tetangga ngasih kerjaan ya kerja sehari bisa buat dua hari. Iya, Serabutan," ungkap dia.

Kuat mengaku bahwa ia mendapatkan kabar bahwa Pemkot akan memberdayakan para pendorong gerobak sebagai petugas kebersihan di sekitar Malioboro.

"Untuk sistemnya kita belum tahu kalau teman-teman inginnya pekerjaan tetap karena tidak semua tenaga berumur muda harus disesuaikan dengan yang sudah sepuh," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Yogyakarta
Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Yogyakarta
Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Yogyakarta
Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Yogyakarta
Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Yogyakarta
Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Yogyakarta
Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Yogyakarta
Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com