Salin Artikel

Pemkot Yogyakarta Masih Bahas Bentuk Pekerjaan bagi Pendorong Gerobak Malioboro

Pasalnya para pendorong gerobak ini telah kehilangan pekerjaan pasca PKL Malioboro direlokasi di Teras Malioboro 1 dan 2.

"Kemarin sama pak asisten ketika ketemu dengan mereka dulu juga sudah kita siapkan untuk mereka. Cuma memang perlu waktu menyiapkan itu," kata Wakil Wali Kota Heroe Poerwadi, Jumat (1/4/2022).

Heroe menambahkan, untuk bentuk pemberdayaan pendorong gerobak tak jauh dari pekerjaan dulunya yang bersinggungan dengan PKL Malioboro.

"Macam-macam opsinya supaya teman-teman tetap ada pekerjaan yang seperti dulu membantu para PKL. Tapi teknis seperti apa sedang kita susun," jelasnya.

Heroe enggan membeberkan bentuk pemberdayaan bagi pendorong gerobak karena hingga sekarang Pemkot Yogyakarta masih dalam proses pembahasan.

"Macam-macam tapi saya belum bisa menyampaikan karena belum pastinya. Masih ada banyak hal yang masih bisa dilakukan terutama bagaimana kita tetap berkaitan dengan PKL, bagaimana mereka membantu," katanya.

Sebelumnya, Relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) Malioboro ke Teras Malioboro 1 dan 2 masih menimbulkan polemik. Pasalnya pasca relokasi PKL Malioboro para pendorong gerobak menjadi pengangguran, karena PKL sudah tidak membutuhkan jasa pendorong gerobak.

Ketua Paguyuban Pendorong Gerobak Malioboro Kuat Suparjono mengatakan, pihaknya pernah bertemu Pemkot Yogyakarta untuk membahas nasib para pendorong gerobak. Namun, hingga sekarang nasib pendorong gerobak belum menemukan kejelasan.

"Kita berharap mendapat lapak untuk jualan bersama PKL. Harapan kita bisa untuk jangka panjang, tapi audiensi seperti apa kita belum tahu," kata dia ditemui di Balai Kota Yogyakarta, Senin (28/3/2022).

Ia menambahkan jika lapak tidak bisa diberikan kepada para pendorong gerobak, ia bersama rekan-rekannya meminta pekerjaan kepada Pemkot Yogyakarta.

"Kalau tidak bisa realisasi mungkin bisa dapat pekerjaan. Karena selama relokasi kita tidak ada pekerjaan," ucapnya.

Ia mengungkapkan sejak relokasi dilakukan pada Bulan Februari lalu mereka kehilangan pekerjaan satu-satunya yakni sebagai pendorong gerobak. Bahkan, beberapa dari mereka memilih untuk pulang kampung.

"Total anggota paguyuban kami 30 orang sebelumnya total 70 orang karena belum ada kepastian teman-teman memilih pulang kampung," kata dia.

Ia mengungkapkan para pendorong gerobak yang memilih untuk pulang kampung itu lantas menjadi petani atau pekerjaan serabutan lainnya. Beberapa lainnya memilih menjadi tukang becak tetapi tidak bertahan lamankarena kondisi sepi dan becak harus menyewa.

"Saya kalau ada tetangga ngasih kerjaan ya kerja sehari bisa buat dua hari. Iya, Serabutan," ungkap dia.

Kuat mengaku bahwa ia mendapatkan kabar bahwa Pemkot akan memberdayakan para pendorong gerobak sebagai petugas kebersihan di sekitar Malioboro.

"Untuk sistemnya kita belum tahu kalau teman-teman inginnya pekerjaan tetap karena tidak semua tenaga berumur muda harus disesuaikan dengan yang sudah sepuh," katanya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/04/01/194247578/pemkot-yogyakarta-masih-bahas-bentuk-pekerjaan-bagi-pendorong-gerobak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke