KULON PROGO, KOMPAS.com - Kenaikan harga kedelai berdampak pada perajin tahu dan tempe di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Perajin memang memproduksi tahu dan tempe untuk memenuhi permintaan pasar yang selalu besar.
Hanya saja, produsen kembali menerapkan cara klasik mereka, yakni mengurangi ukuran tahu atau tempe sehingga menjadi lebih kecil.
Baca juga: Tahu Tempe Menghilang di Pasar, Ibu-ibu Kebingungan
Cara serupa telah dilakukan di berbagai kenaikan harga kedelai di waktu-waktu lalu.
Pengusaha muda produsen tahu asal Kalurahan Tuksono, Kapanewon Sentolo, Samsuri membuat tahu dengan cetakan kotak kayu ukuran besar. Satu cetakan menghasilkan 169 tahu.
Sebelum harga kedelai naik, ia memerlukan 8 kilogram kedelai untuk tiap dua cetakan.
Ketika harga kedelai seperti sekarang ini, ia menurunkan kedelai hingga 7,3 kilogram untuk dua cetakan tersebut.
Produksi rumahan Samsuri rata-rata memerlukan satu kuintal kedelai per hari.
Baca juga: Perajin Tahu Tempe di Kabupaten Bandung Bakal Mogok Produksi 3 Hari
Dengan demikian, ukuran tahu semakin kecil. Mereka tidak mengubah harga tahu. Harga per butir di pasar antara Rp 300 – 500 per butir tahu.
“Hanya memainkan di ukuran dan ketebalan. Harga tetap sama,” kata Samsuri di rumah produksi Pedukuhan Wonobroto, Tuksono, Senin (21/2/2022).
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.