Lanjut Adung, nantinya tidak hanya umat Hindu dan Budha dari Indonesia saja yang beribadah di empat candi tersebut tetapi dari seluruh dunia.
Sementara itu Sangha Theravada Indonesia Bhikku Sri Pannavaro Mahathera menambahkan dirinya berterima kasih dengan adanya nota kesepakatan ini.
Lanjutnya, candi tidak hanya memiliki nilai pendidikan, kebudayaan, pariwisata, ekonomi tetapi juga memiliki nilai spiritual.
"Seperti pada saat nenek moyang membangun candi untuk kita," kata dia.
Baca juga: Jadi Pengunjung Pertama Candi Borobudur di 2022, Dua Keluarga Ini Dapat Pelayanan Khusus
Mahathera menambahkan, dengan adanya nota kesepakatan itu tidak akan mengubah status candi tersebut.
Dia meminta agar di depan Candi Borobudur dibangun sebuah pendopo yang digunakan untuk umat beribadah, sehingga umat yang beribadah lebih nyaman.
"Umat kehujanan dan kepanasan semua, sesangkan yang sepuh (lansia) dari luar negeri dan dalam negeri tidak bisa semua naik ke candi," katanya.
Dia berharap agar pendopo dapat dibangun di luar kawasan UNESCO yang bisa menampung 100 umat baik duduk maupun sembayang bersama.
Baca juga: 400 Budaya Spiritual Teridentifikasi di Sekitar Candi Borobudur
"Pendopo kira-kira kapasitas 100 orang yang bisa menampung untuk sembahyang. Pendopo itu bukan Vihara, bukan tempat ibadah permanen," kata Mahathera.
"Pendopo saja terbuka tetap bisa melihat Borobudur," sambungnya.