Lurah Wukirsari Susilo Hapsoro menyampaikan, awalnya Bukit Bego adalah perbukitan biasa di kawasan tersebut.
Lalu, adanya proyek pengerasan kawasan Bandara Adisutjipto sekitar 2008 atau 2010 dirinya tidak ingat pasti tepatnya, tetapi karena tidak semuanya bisa diambil jadi tidak rata.
Pengerukan menggunakan ekskavator atau warga lokal menyebut bego.
"Karena tengah terlalu keras akhirnya tidak bisa datar, ditinggal. Nah, awalnya diberi nama Bukit Bego itu setiap warga kangsenan (janjian) itu di atas Bukit Bego atau di bawahnya, jadilah nama Bukit Bego," kata Susilo, saat dihubungi Kompas.com, melalui sambungan telepon, Selasa (8/2/2022).
Akhirnya banyak warga yang berkunjung karena pemandangan di lokasi cukup bagus, oleh masyarakat sekitar dikelola menjadi destinasi wisata hingga dididirikan warung.
Baca juga: Bus Diminta Tak Lewat Kawasan Bukit Bego di Imogiri Bantul Saat Akhir Pekan
Apalagi, sering dilalui wisatawan yang menuju atau pulang dari kawasan hutan pinus dan kebun buah Mangunan.
Susilo menyebut, patung semar dipasang oleh Dinas Pariwisata Bantul dua tahun lalu atau sekitar tahun 2019.
"Termasuk jalur favorit goweser, malam Tahun Baru banyak yang berkunjung. Saat liburan pemuda di sana juga mengadakan acara," kata dia.
Disinggung mengenai berapa kali terjadi kecelakaan, Susilo menyebut selama beberapa tahun terakhir sudah terjadi 3 kali kecelakaan bus.