Untuk rekomendasi tidak mengeluarkan sapi atau ternak keluar masuk sampai pengendalian selesai, pengobatan secepatnya di zona terinveksi, dan dilanjutkan vaksinasi lokasi sekeliling.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Retno Widyastuti menyampaikan, adapun ternak diketahui pertama mati pada 14 Desember 2021 dan terakhir pada 28 Januari 2022.
Retno baru mengetahui setelah ada warga yang terindikasi antraks.
Baca juga: 60 Ternak di Gunungkidul Mati Mendadak Sejak Desember 2019, 6 karena Antraks
Disinggung mengenai apakah sama dengan kasus tahun 2019, Retno mengatakan jika untuk Kapanewon Ponjong masih satu Kalurahan dari tahun 2019 yakni Kalurahan Gombang.
"Beda dusun satu Kalurahan, memang tanahnya di situ endemis to. Dulu sporanya sampai mana kita kan tidak tahu. Prediksi dari dr Hendra (Kepala BBVet Wates) ikut rumput spora ada yang atau dari lalu lintas ternak," kata Retno
Retno mengatakan, untuk wilayah yang ternaknya positif antraks ada dua Kalurahan yakni Kalurahan Gombang di Kapanewon Ponjong dan Kalurahan Hargomulyo di Kapanewon Gedangsari.
Untuk dua lokasi tersebut tanahnya sudah diambil sampelnya dan disiram formalin.
"Untuk ternak yang masih hidup injeksi vitamin, antibiotik, dan dua minggu lagi kita vaksinasi. Gak boleh keluar masuk, boleh keluarnya selesai vaksin, jadi 20 hari setelah kematian terakhir sudah diiobati dan divaksin boleh keluar," ucap Retno.
Baca juga: Penderita Antraks di Gunungkidul Capai 30 Orang
Disinggung mengenai dari belasan ternak itu ada yang disembelih lalu dibagikan atau berandu, ada yang dijual, dan ada yang langsung dipendam setelah kematian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.