Salin Artikel

Belasan Ternak di Gunungkidul Mati karena Antraks

Kematian belasan ternak ini terjadi sejak 14 Desember 2021 sampai 28 Januari 2022.

"Yang jelas di Gunungkidul, dengan antraks ini Betul positif ada. Ternak ya, yang terkonfirmasi ada beberapa," kata Bupati Gunungkidul Sunaryanta ditemui di Kantor Pemkab Gunungkidul Senin (31/1/2022) petang.

Dijelaskannya, untuk saat ini pihaknya masih menunggu hasil laboratorium untuk belasan orang yang memiliki gejala mirip antraks.

"Untuk manusianya secara medis belum ada," kata Sunaryanta.

Kepala Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Hendra Wibawa membenarkan hewan ternak di Gunungkidul ada 15 hewan ternak yang terkonfirmasi positif bakteri antraks.

Total kematian ada 11 sapi dan 4 kambing, yakni 5 sapi kapanewon Ponjong dan 6 sapi Gedangsari.

Masing-masing kambing ada 2 ekor di Kapanewon Ponjong dan Gedangsari.

"Hasil dan investigasi kami dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan kabupaten Gunungkidul hewan total kematian ada 11 sapi dan 4 kambing," kata Hendra

"Duluan Ponjong (yang terkonfirmasi)," kata Hendra.


Untuk rekomendasi tidak mengeluarkan sapi atau ternak keluar masuk sampai pengendalian selesai, pengobatan secepatnya di zona terinveksi, dan dilanjutkan vaksinasi lokasi sekeliling.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Retno Widyastuti menyampaikan, adapun ternak diketahui pertama mati pada 14 Desember 2021 dan terakhir pada 28 Januari 2022.

Retno baru mengetahui setelah ada warga yang terindikasi antraks.

Disinggung mengenai apakah sama dengan kasus tahun 2019, Retno mengatakan jika untuk Kapanewon Ponjong masih satu Kalurahan dari tahun 2019 yakni Kalurahan Gombang.

"Beda dusun satu Kalurahan, memang tanahnya di situ endemis to. Dulu sporanya sampai mana kita kan tidak tahu. Prediksi dari dr Hendra (Kepala BBVet Wates) ikut rumput spora ada yang atau dari lalu lintas ternak," kata Retno

Retno mengatakan, untuk wilayah yang ternaknya positif antraks ada dua Kalurahan yakni Kalurahan Gombang di Kapanewon Ponjong dan Kalurahan Hargomulyo di Kapanewon Gedangsari.

Untuk dua lokasi tersebut tanahnya sudah diambil sampelnya dan disiram formalin.

"Untuk ternak yang masih hidup injeksi vitamin, antibiotik, dan dua minggu lagi kita vaksinasi. Gak boleh keluar masuk, boleh keluarnya selesai vaksin, jadi 20 hari setelah kematian terakhir sudah diiobati dan divaksin boleh keluar," ucap Retno.

Disinggung mengenai dari belasan ternak itu ada yang disembelih lalu dibagikan atau berandu, ada yang dijual, dan ada yang langsung dipendam setelah kematian.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/01/31/171554778/belasan-ternak-di-gunungkidul-mati-karena-antraks

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke