Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pembuat Jajanan Harus Berburu Minyak Goreng Murah Setiap Hari

Kompas.com, 28 Januari 2022, 11:58 WIB
Markus Yuwono,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Hastin Astuti (42) warga Kalurahan Ngawu, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, punya kesibukan lain dalam beberapa pekan terakhir.

Setiap pagi Hastin dan suaminya mencari minyak goreng dengan harga murah di sejumlah minimarket yang ada di Gunungkidul.

Tak jarang dia pulang dengan tangan kosong karena sudah kehabisan stok, karena antusiasnya warga berburu minyak goreng seharga Rp 14.000 per liter.

Baca juga: Harga Diturunkan, Minyak Goreng Malah Menghilang dari Pasar di Sulsel

Hastin mencari minyak goreng ini bukan untuk dijual kembali, tapi digunakan untuk menggoreng makanan kecil yang dijualnya sejak beberapa tahun terakhir.

"Setiap hari harus mencari info dari getok tular (mulut ke mulut) disana ada minyak goreng murah ya ke sana. Kadang dapat kadang ya tidak," kata Hastin kepada Kompas.com, Jumat (28/1/2022).

Ilustrasi minyak goreng. FREEPIK/USER3802032 Ilustrasi minyak goreng.

Menurut dia, harga dipasaran minyak goreng per 2 liternya masih cukup tinggi yakni Rp 38.000 sampai Rp 39.000.

"Selisih harganya cukup lumayan, Rp 10.000 perdua liter, bisa menambah keuntungan usaha kecil seperti ini," kata dia.

Setiap malam dia membutuhkan dua liter minyak untuk menggoreng makanan kecil yang akan dijual ke lapak pedagang.

Baca juga: Operasi Pasar Minyak Goreng Rp 14.000 di Pamekasan, Satu Jam Ludes Diserbu Warga

Usaha ini dirintis sejak awal pandemi lalu bersama suaminya, Nur Widayanto. Salah satu bahan utama adalah minyak goreng.

"Mau menaikkan harga juga kondisinya seperti ini, mau mengurangi ukuran nanti malah ditinggal pelanggan. Ya lebih baik mengurangi keuntungan tetapi usaha tetap jalan," kata Hastin.

Harga Minyak Goreng di Pasar Serpong Belum Rp 14.000 Per Liter pada Rabu (26/1/2022)KOMPAS.com/ANNISA RAMADANI SIREGAR Harga Minyak Goreng di Pasar Serpong Belum Rp 14.000 Per Liter pada Rabu (26/1/2022)
Setiap membeli, dia hanya boleh 2 liter saat ini, dan kadang menyetok maksimal 4 liter minyak goreng digunakan untuk beberapa hari.

Sedangkan Soezi Andriana, warga Kalurahan Putat, Kapanewon Patuk, memilih pasrah karena tidak begitu banyak membutuhkan minyak goreng.

Di warung dekat rumahnya per liter minyak goreng dijual Rp 19.000.

"Pasrah saja, karena kan untuk rumah tangga kecil tidak begitu banyak. Yang penting semoga cepat turun harganya," kata Soezi.

Baca juga: Harga Minyak Goreng di Pasar Kota Blitar Masih Tinggi, Hanya 2 Merek yang Jual Rp 14.000 Per Liter

Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul Kelik mengklaim, harga minyak goreng sudah berangsur normal, tapi memang belum merata di seluruh kapanewon.

Untuk itu, hari ini pihaknya menggelar operasi pasar minyak goreng di tiga titik masing-masing titik sekitar 300-an liter.

"Sudah mulai berangsur turun memang belum merata, kita akan terus gencarkan operasi pasar untuk masyarakat," kata Kelik.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau