KOMPAS.com - Nama Fajar Nugroho (36), kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Temanggung, Jawa Tengah, tengah menjadi perbincangan.
Fajar mengembalikan bantuan dan hadiah dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo setelah melihat video di kanal YouTube Ganjar dengan judul "Rumah Reyot Kader PDI Perjuangan di Tanah Bengkok".
Menurutnya, komen-komen yang ada di video itu membuatnya merasa dirinya seakan-akan ditelantarkan oleh partai.
"Setelah saya melihat komen-komen yang ada di YouTube, kok rasanya seperti mencoreng nama baik partai saya," kata Fajar dalam keterangan pers tertulisnya pada Rabu (12/1/2022).
Baca juga: Cerita Ricky Kambuaya Diajak ke Diler Pilih Motor yang Disukai Saat Pulang Kampung
Dalam hal ini, Fajar merasa kemiskinan keluarganya dimanfaatkan demi konten di media sosial dan itu membuat dirinya merasa tak adil kepada kader-kader PDI-P di Temanggung lainnya.
Pasalnya, menurut pria yang juga menjadi Wakil Pimpinan Anak Cabang (PAC) PDI-P Kecamatan Temanggung itu, solidaritas antarkader sudah terjalin baik.
"Kami senantiasa membantu satu sama lain, dan itu tidak diberitakan ke mana-mana," ujar dia.
Baca juga: Lagi, Gibran Tinggalkan Mobil Dinas di Sekolah karena Ada Siswa dan Guru Tak Pakai Masker
Menurut Andreas Pandiangan, pengajar komunikasi politik UNIKA Soegijapranata Semarang, pencitraan yang dilakukan sejumlah tokoh politik atau kepala daerah sering ditemui di media sosial.
Hal itu, menurutnya, adalah bentuk tanggung jawab kepada para pemilih mereka.
"Catatan saya, tidak keliru melakukan itu, justru harus dilakukan karena untuk pendekatan dengan masyarakat," katanya kepada Kompas.com.
Baca juga: Merasa Jadi Obyek Pencitraan, Fajar Akan Kembalikan Bantuan Ganjar Pranowo
Pendekatan itu, kata Andreas, akan menciptakan ruang dialog antara pemimpin dan masyarakat.
Dalam ruang dialog itu, masyarakat bisa menilai ketulusan, kejujuran dan gaya kepemimpinan seorang tokoh. Proses ini membutuhkan konsistensi jangka panjang.
"Gaya kepimpinan itu ada dalam pencitraan dan sulit untuk berpura-pura," katanya.
Baca juga: Berikan Bantuan Sembako, Wali Kota Salatiga : Jika Ada yang Menunda Laporkan Saya
"Saya melihat, tidak usah janji banyak, namum menciptakan ruang dialog. Butuh konsistensi napas panjang untuk pencitraan dan itu terwujud dalam sikap dan kerja nyata," kata Andreas.
Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur Ganjar Pranowo memberikan bantuan kepada keluarga Fajar berupa sembako, mainan dan ponsel untuk anak-anak.
Fajar mengaku terkejut ketika rumahnya didatangi Ganjar Pranowo. Lalu, selain dirinya, ada 14 keluarga yang juga senasib dengan dirinya.
"Saya sebenarnya tidak tahu, kalau seperti kata orang Jawa bilang, ujug-ujug (tiba-tiba) Pak Ganjar datang. Padahal, tidak ada pemberitahuan kepada DPC, PAC atau struktural partai lainnya," ungkap Fajar.
Baca juga: Fajar Kembalikan Bantuan dari Ganjar Pranowo ke Kantor Kelurahan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.