Vokal a yang melekat pada satu huruf konsonan bisa ditiadakan dengan memberi tanda virama pada huruf konsonan tersebut.
Kluster dua konsonan diciptakan dengan meletakkan huruf konsonan kedua berukuran kecil di bawah huruf konsonan pertama (kluster ka, kha, ga). Atau bisa juga, dua konsonan menyambung di bagian kiri konsonan kedua dengan bagian kanan huruf konsonan pertama (kluster pa ,pha, sa).
Sistem penomoran pada aksara Jawa kuno sama dengan sistem penomoran Hindu-Arab yang menggunakan 10 digit angka dan berdasarkan basis 10.
Tanda baca yang sudah biasa digunakan dalam turunan aksara Brahmi di India juga digunakan dalam aksara Jawa Kuno.
Baca juga: Sejarah Aksara Jawa
J.G. de Casparis (1975) mengelompokkan beberapa tahap perkembangan aksara Jawa Kuno
1. Aksara Jawa Kuno awal (750-950 M)
2. Aksara Jawa Kuno penghabisan (925 - 1250 M)
Contoh terdapat pada prasasti-prasasti Kerajaan Mataram di Jawa Timur dan Kerajaan Kediri. Misalnya Prasasti Lemahabang (Lamongan), Prasasti Cibadak (Sukabumi) dan Prasasti Ngantang (Malang)
Baca juga: Standar Fon Aksara Jawa dan Sunda Segera Didaftarkan ke BSN
3.Aksara Majapahit (1250-1450 M)
Contoh terdapat pada prasasti-prasasti Kerajaan Majapahit. Seperti, Prasasti Kudadu (Mojokerto), Prasasti Adan-adan (Bojonegoro) dan Prasasti Singhasari (Malang),
sumber: https://p2k.unkris.ac.id/id
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.