Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksara Jawa Kuno: Huruf, Penulisan dan Periodisasi

Kompas.com - 07/01/2022, 23:31 WIB
Dini Daniswari

Penulis

KOMPAS.com - Aksara Kawi atau aksara Jawa Kuno merupakan bentuk aksara yang digunakan untuk menulis bahasa Jawa Kuno atau bahasa Kawi.

Aksara Jawa Kuno merupakan aksara Pallawa yang mengalami penyederhanaan bentuk pada abad 8 M

Sedangkan, aksara Pallawa merupakan turunan aksara Brahmi dan bersumber dari kawasan India bagian selatan.

Perbedaan aksara Jawa Kuno dan aksara Pallawa adalah:

Aksara Jawa Kuno memiliki vokal e pepet dan vokal e pepet panjang. sedangkan, aksara Pallawa tidak memiliki vokal e pepet dan e pepet panjang

Aksara Jawa Kuno sering menggunakan tanda virama untuk menghilangkan vokal pada huruf konsonan. Sedangkan, aksara Pallawa biasanya hanya menggunakan virama di penghabisan kalimat atau penghabisan bait.

Baca juga: Mempelajari Aksara Jawa Kuno di Museum Airlangga Kediri

Penulisan Aksara Jawa Kuno 

Aksara Jawa kuno meliputi 33 huruf konsonan (huruf konsonan sama dengan aksara Pallawa) dan 16 huruf vokal (vokal pada aksara Pallawa ditambah dua vokal e pepet).

Huruf dalam aksara Jawa Kuno ditulis dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.

Huruf aksara Jawa Kuno merupakan jenis aksara abugida.

Jenis aksara ini huruf konsonannya memiliki vokal a yang melekat pada huruf konsonan dan bunyi vokalnya mampu diubah dengan menggunakan tanda vokal lain.

Vokal a yang melekat pada satu huruf konsonan bisa ditiadakan dengan memberi tanda virama pada huruf konsonan tersebut.

Kluster dua konsonan diciptakan dengan meletakkan huruf konsonan kedua berukuran kecil di bawah huruf konsonan pertama (kluster ka, kha, ga). Atau bisa juga, dua konsonan menyambung di bagian kiri konsonan kedua dengan bagian kanan huruf konsonan pertama (kluster pa ,pha, sa).

Sistem penomoran pada aksara Jawa kuno sama dengan sistem penomoran Hindu-Arab yang menggunakan 10 digit angka dan berdasarkan basis 10.

Tanda baca yang sudah biasa digunakan dalam turunan aksara Brahmi di India juga digunakan dalam aksara Jawa Kuno.

Baca juga: Sejarah Aksara Jawa

Periodisasi Aksara Jawa Kuno

J.G. de Casparis (1975) mengelompokkan beberapa tahap perkembangan aksara Jawa Kuno

1. Aksara Jawa Kuno awal (750-950 M)

  • Bentuk Kuno: contoh terdapat di Prasasti Dinoyo (Malang), Prasasti Sangkhara (Sragen), dan Prasasti Plumpung (Salatiga)
  • Bentuk Standar : Contoh terdapat pada prasasti-prasasti di masa pemerintahan Rakai Kayuwangi dan Rakai Balitung, seperti Prasasti Rukam (Tumanggung), Prasasti Munduan (Temangggung) dan Prasasti Rumwiga (Bantul).

2. Aksara Jawa Kuno penghabisan (925 - 1250 M)

Contoh terdapat pada prasasti-prasasti Kerajaan Mataram di Jawa Timur dan Kerajaan Kediri. Misalnya Prasasti Lemahabang (Lamongan), Prasasti Cibadak (Sukabumi) dan Prasasti Ngantang (Malang)

Baca juga: Standar Fon Aksara Jawa dan Sunda Segera Didaftarkan ke BSN

3.Aksara Majapahit (1250-1450 M)

Contoh terdapat pada prasasti-prasasti Kerajaan Majapahit. Seperti, Prasasti Kudadu (Mojokerto), Prasasti Adan-adan (Bojonegoro) dan Prasasti Singhasari (Malang),

sumber: https://p2k.unkris.ac.id/id

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Yogyakarta
Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Yogyakarta
Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Yogyakarta
Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Yogyakarta
Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Yogyakarta
Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Yogyakarta
Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com