Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Andry Wibowo SIK MH Msi

Kabinda DIY. Pernah menjadi Kasat Reskrim terbaik se-Polda Metro Jaya, Dir Reskrimsus Polda Sulawesi Barat, dan Kapolres Jaktim.

Ikut pemulihan keamanan di daerah konflik di Aceh dan Poso, serta di Bosnia Herzegovina. Peraih dua gelar master dengan predikat cum laude.

Klitih

Kompas.com - 03/01/2022, 20:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BELAKANGAN ini Jogya (Daerah Istimewa Yogjakarta/DIY)) diwarnai berita klitih. Klitih adalah istilah untuk gangguan keamanan dan keselamatan publik di Jogja yang umumnya dilakukan kalangan remaja.

Segerombolan remaja yang mengendarai sepeda motor serupa geng motor di Jakarta, berkeliling kota, melakukan aksi vandalisme, dan kekerasan dengan senjata tajam.

Klitih berpotensi menjadi sumber kejahatan. Awalnya cuma kenakalan dengan tujuan bersenang-senang, mengejar kebebasan di jalan raya. Sifatnya temporer.

Baca juga: Lagi, Cerita Korban Klitih di Yogyakarta Viral, Begini Kata Kepolisian

Klitih tumbuh seiring tumbuhnya individualisme di lingkungan remaja, terutama di perkotaan.

Klitih seperti halnya geng motor, umumnya berlangsung malam hari. Saat malam hari, suasana kota relatif sepi dan minim kehadiran petugas di jalan raya. Di suasana seperti inilah tampaknya kalangan remaja mendapat ruang melampiaskan kebebasan karena jenuh, kesal, dan terhimpit tekanan sosial.

Untuk mengatasi hal ini, saat masih jadi Kapolres Jakarta Timur tahun 2017, saya membuat dua strategi. Pertama, menguatkan kembali kohesi sosial ketetanggaan, dan kedua, memperkuat patroli dan pelayanan kedaruratan pada malam hari.

Penguatan kohesi sosial ketetanggaan dilakukan dengan menggalakkan kegiatan kepolmasan, termasuk siskamling. Sedang patroli malam dilakukan oleh tim Rajawali, berskala pleton dan kompi.

Tugas pokok tim Rajawali adalah mengendalikan dan menekan kerawanan karena ulah remaja. Patroli tim menggunakan sepeda motor berskala pleton dengan 30 sepeda motor, atau dengan kekuatan kompi dengan menggunakan 60 sepeda motor. Mereka berpatroli rutin antara pukul 23.00 hingga pukul 05.00.

Inilah dua strategi kombinasi penguatan kontrol di lingkungan sosial mulai dari keluarga, rukun tetangga, sampai masyarakat kota. Hasilnya, memuaskan.

Baca juga: Klitih yang Terus Memakan Korban dan Kecurigaan Isu yang Sengaja Dibesarkan...

Kasus klitih atau geng motor mengingatkan kita bahwa individualisme tanpa tanggungjawab pribadi yang kuat akan melahirkan apatisme sosial yang diindikasikan dengan melemahnya kontrol publik. Solusinya, menguatkan kembali kohesi sosial, tertib, dan disiplin masyarakat.

Dengan julukan sebagai kota pelajar, Jogja menanggung beban sosial lebih berat bila para pemangku kepentingan kurang peka terhadap perubahan sosial yang terjadi. Membanggakan memang menyandang atribut Jogja sebagai kota pelajar, tetapi risikonya pun besar karena melimpahnya jumlah pelajar dan mahasiswa dari berbagai daerah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kaesang Pilih Terima KTA PSI di Rumah Jokowi, Ini Alasannya

Kaesang Pilih Terima KTA PSI di Rumah Jokowi, Ini Alasannya

Yogyakarta
Cerita di Balik Video Viral Polisi 'Simbah Nikah', Panut: Kalau Jodoh, Akan Kembali Lagi

Cerita di Balik Video Viral Polisi "Simbah Nikah", Panut: Kalau Jodoh, Akan Kembali Lagi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 23 September 2023: Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 23 September 2023: Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Gunung Merapi Keluarkan 148 Kali Guguran Lava Selama Sepekan, Suaranya Terdengar di Pos Babadan

Gunung Merapi Keluarkan 148 Kali Guguran Lava Selama Sepekan, Suaranya Terdengar di Pos Babadan

Yogyakarta
Dugaan Keracunan, Dinkes Gunungkidul Tunggu Hasil Uji Laboratorium Makanan

Dugaan Keracunan, Dinkes Gunungkidul Tunggu Hasil Uji Laboratorium Makanan

Yogyakarta
Kebakaran Lahan di Kulon Progo Kembali Berulang, BPBD: Akibat Bakar Sampah dan Membuka Ladang

Kebakaran Lahan di Kulon Progo Kembali Berulang, BPBD: Akibat Bakar Sampah dan Membuka Ladang

Yogyakarta
Tanggap Darurat Bencana Kekeringan, Pemkab Kulon Progo Siapkan 900.000 Liter Air untuk Warga

Tanggap Darurat Bencana Kekeringan, Pemkab Kulon Progo Siapkan 900.000 Liter Air untuk Warga

Yogyakarta
Ada 826 Lowongan PPPK Tenaga Pendidik di Pemda DIY, Paling Banyak untuk Guru BK

Ada 826 Lowongan PPPK Tenaga Pendidik di Pemda DIY, Paling Banyak untuk Guru BK

Yogyakarta
4 Tahun Lalu Sempat Bikin Heboh, Air Sumur Bor Tanpa Pompa Ini Masih Mengalir Deras meski Kemarau

4 Tahun Lalu Sempat Bikin Heboh, Air Sumur Bor Tanpa Pompa Ini Masih Mengalir Deras meski Kemarau

Yogyakarta
Ada Pasukan Gajah Saat Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta, 'Drone' Dilarang Terbang

Ada Pasukan Gajah Saat Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta, "Drone" Dilarang Terbang

Yogyakarta
Mbah Panut 'Simbah Nikah' Bertemu Cinta Lama di Usia 57 Tahun, Polisi Tertua akan Pensiun Tahun Depan

Mbah Panut "Simbah Nikah" Bertemu Cinta Lama di Usia 57 Tahun, Polisi Tertua akan Pensiun Tahun Depan

Yogyakarta
Orangtua Bocah 10 Tahun yang Meninggal Diduga Keracunan di Gunungkidul Takkan Menuntut

Orangtua Bocah 10 Tahun yang Meninggal Diduga Keracunan di Gunungkidul Takkan Menuntut

Yogyakarta
Diduga Keracunan Massal, Satu Anak di Gunungkidul Tewas

Diduga Keracunan Massal, Satu Anak di Gunungkidul Tewas

Yogyakarta
Hilang 3 Bulan, Kades di Blora Bantah Kabur karena Kasus Korupsi Dana Desa

Hilang 3 Bulan, Kades di Blora Bantah Kabur karena Kasus Korupsi Dana Desa

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 22 September 2023: Pagi hingga Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 22 September 2023: Pagi hingga Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com