Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Meninggalnya Adik Sri Sultan HB X, Sosok yang Menguasai Pengetahuan Tanah Kasultanan

Kompas.com - 01/04/2021, 05:06 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hadiwinoto, adik Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X tutup usia.

KGPH Hadiwinoto atau Gusti Hadi meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat dr Sardjito, Sleman pada Rabu (31/3/2021).

Gusti Hadi, demikian sapaannya, meninggal di usia 72 tahun karena penyakit jantung.

Baca juga: Adik Sri Sultan HB X, KGPH Hadiwinoto, Meninggal Dunia

Rujukan mengenai informasi tanah kasultanan

Ilustrasi buku lama Ilustrasi buku lama
Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji mengemukakan, Gusti Hadi memiliki pengetahuan luas mengenai pertanahan kasultanan.

Hal itulah yang membuah Gusti Hadi kerap dijadikan rujukan.

Gusti Hadi juga menduduki jabatan Penghageng Tepas Panitikismo Karaton Ngayogyakarta.

"Penguasaan di bidang beliau sangat mumpuni, menjadi kamus bagi kami soal pertanahan, khususnya tanah kasultanan, sehngga tentu kami kehilangan beliau. Untuk mencari sosok yang penguasaan seperti beliau tidak mudah," tutur Aji.

Selain itu, Gusti Hadi dikenal sebagai sosok yang rendah hati.

Baca juga: Adik Sultan HB X, KGPH Hadiwinoto Meninggal, Gamelan Tidak Boleh Dibunyikan 3 Hari

 

ilustrasi meninggal duniaSHUTTERSTOCK/SFM_PHOTO ilustrasi meninggal dunia
Sempat menggelar rapat tiga hari sebelum meninggal

Tiga hari sebelum meninggal dunia, adik Sultan HB X tersebut sempat menggelar rapat mengenai tanah Kasultanan Yogyakarta.

Saat itu, Aji mengaku bertemu secara langsung dengan Gusti Hadi.

Kabar meninggalnya Gusti Hadi mengejutkan dirinya, sebab tiga hari lalu kondisi Gusti Hadi masih tampak sehat.

"Di ruang rapat saya masih dangan (sehat) tidak keliatan gerah (sakit)," sebut Aji.

Baca juga: Saldo Awal Rp 1,2 Miliar Lebih, Saat Dicek Tinggal Rp 9,7 Juta

Meninggal karena jantung, sempat dirawat di rumah sakit

Ilustrasi medical formSHUTTERSTOCK Ilustrasi medical form
Sementara, Kabag Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan mengatakan, Gusti Hadi sempat menjalani perawatan sejak Senin (29/3/2021).

Namun, tiga hari kemudian atau pada Rabu (31/3/2021), Gusti Hadi mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Umum Pusat dr Sardjito, Sleman.

Banu menuturkan, Gusti Hadi meninggal karena penyakit jantung yang dia derita.

"Bukan karena Covid-19, jantung murni kok ini," kata Banu.

Baca juga: Kepala Dinas di Malang Tersangkut Kasus Narkoba, Diberhentikan dan Tak Ada Bantuan Hukum, Ini Alasannya

 

Ilustrasi rumah sakitWavebreakmedia Ilustrasi rumah sakit
Gamelan tak dibunyikan selama tiga hari

Menyusul meninggalnya Gusti Hadi, selama tiga hari gamelan di Keraton Yogyakarta dilarang untuk dibunyikan.

Sebab, gamelan disebut identik dengan bersenang-senang.

"Gamelan kan identik dengan senang-senang, jadi tidak diperbolehkan membunyikan gamelan selama tiga hari," kata Gusti Bendara Pangeran harya (GBPH) Prabukusumo di rumah duka, Jalan Kenari, Gang Tanjung VII UH 2/322, Umbulharjo, Yogyakarta.

Bahkan pada masa dahulu, keraton akan ditutup selama sepekan jika ada anggota keluarga yang meninggal dunia.

"Kalau dulu, enggak hanya gamelan keraton juga ditutup selama seminggu, sepertinya sekarang hanya ditutup 3 hari," tutur GBPH Prabukusumo.

Baca juga: Duet Atasan dan Anak Buah Pegawai Bank Curi Uang Nasabah Rp 1,3 Miliar, Lakukan 9 Kali Penarikan

Dimakamkan di Hasta Renggo, Kotagede

Ilustrasi pemakaman. Ilustrasi pemakaman.
GBPH Prabukusumo menuturkan, Gusti Hadi dimakamkan di Hasto Renggo pada Kamis (1/4/2021).

"Saya mohon restu kalau ada salah dari Mas Hadi mohon maaf dan semoga amal ibadah diterima. Rencananya, besok (Kamis) dimakamkan jam 10 pagi di Hasto Renggo, Kotagede, Kota Yogyakarta.

Baginya, Gusti Hadi termasuk sosok yang menyayangi adik-adiknya dan tak kenal lelah.

Dedikasinya dibuktikan dengan tetap berangkat ke kantor meski kondisi tubuhnya menurun.

"Mas Hadi orang baik dekat dengan adik-adiknya. Beberapa tahun terakhir fisik tidak fit masih ngantor jadi tidak dirasakan sakitnya," tutur dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor : Khairina, Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Terdapat 3 Sengketa Pemilu, Penetapan Anggota Legislatif di DIY Terancam Mundur

Yogyakarta
Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Muncul dalam Penjaringan PDI Perjuangan, Soimah Tidak Bersedia Maju Pilkada

Yogyakarta
Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Lansia di Kulon Progo Dibacok Residivis yang Cemburu Buta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Pelihara Buaya dari Sekecil Tokek Kini 2 Meter, Pemilik Ngeri dan Serahkan ke BKSDA Yogyakarta

Yogyakarta
Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Yogyakarta
Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Yogyakarta
Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Yogyakarta
Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com