Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilos di Kulon Progo, Saat 81 Sekolah Gelar Pemilihan OSIS Digital untuk Tanamkan Nilai Demokrasi

Kompas.com, 14 Oktober 2025, 19:12 WIB
Dani Julius Zebua,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Pemilihan Ketua OSIS (Pemilos) 2025 digelar secara serentak di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Selasa (14/10/2025).

Pemilos kali ini bukan sekadar pesta demokrasi di lingkungan sekolah.

Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi ajang strategis untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi dan mengenalkan proses pemilu sejak dini kepada para pelajar.

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kulon Progo memantau jalannya Pemilos secara daring melalui Command Room Dinas Kominfo di kompleks Pemkab Kulon Progo.

Baca juga: Dua Pelajar di Kulon Progo Kehilangan Ponsel, Orangtua Kirim Pesan Khusus untuk Pelaku via Facebook

Belajar Demokrasi Sejak Dini

Wakil Bupati Kulon Progo Ambar Purwoko mengatakan, kegiatan Pemilos menjadi sarana penting untuk membentuk karakter demokratis di kalangan siswa.

“Demokrasi sangat diperlukan sejak dini. Demokrasi menumbuhkan sikap jujur dan adil dalam menentukan pilihan dan mengambil keputusan, baik dalam kegiatan sekolah maupun kehidupan masyarakat kelak,” kata Ambar dalam siaran tertulis Kominfo Kulon Progo.

Menurutnya, Pemilos bukan hanya kegiatan rutin sekolah, melainkan media pembelajaran tentang proses pemilihan yang sehat, jujur, dan berintegritas.

“Mereka belajar menggunakan hak pilih dengan bijak. Bukan sekadar formalitas,” ujar Ambar.

Pemilos Digital Gunakan Aplikasi e-Pemilos

Ketua KPU Kulon Progo Budi Priyana menjelaskan, Pemilos di Kulon Progo telah menggunakan aplikasi e-Pemilos sejak tahun lalu.

“E-Pemilos ini merupakan miniatur dari pemilu maupun pemilihan. Kami ingin memberikan pembelajaran bagi para siswa dalam berdemokrasi. Sehingga nanti ketika para siswa itu sampai ke tahap mempunyai hak pilih, mereka bisa memilih secara cerdas, secara berintegritas,” kata Budi melalui siaran tertulis Kominfo.

Baca juga: Heboh Ketua OSIS SMAN 5 Purwokerto Diduga Gelapkan Dana, Sekolah Buka Suara

Melalui sistem daring tersebut, Pemilos dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi dan menjadi simulasi nyata dari proses pemilu umum.

Meski berskala kecil, tahapan Pemilos dirancang menyerupai pemilihan umum sesungguhnya, mulai dari pencalonan, kampanye, debat kandidat, hingga pemungutan dan penghitungan suara secara digital.

(DIY - KULON PROGO)20151013K71-12: Pemilos Serentak 2025 di Kulon Progo, Ajang Edukasi Demokrasi untuk PelajarDOKUMENTASI KOMINFO KP (DIY - KULON PROGO)20151013K71-12: Pemilos Serentak 2025 di Kulon Progo, Ajang Edukasi Demokrasi untuk Pelajar

Diikuti 81 Sekolah di Kulon Progo

Budi menyebutkan, Pemilos serentak tahun ini diikuti oleh 81 sekolah dari total 120 SMP dan SMA di Kulon Progo. Sementara sisanya menyelenggarakan Pemilos secara mandiri di luar skema serentak.

Ia menilai, pelaksanaan Pemilos menjadi langkah konkret dalam mendekatkan praktik demokrasi kepada generasi muda.

“Harapannya, pendidikan demokrasi ini menjadi bekal penting bagi siswa saat mereka memasuki usia dewasa dan ikut serta dalam pemilu yang sesungguhnya,” ujar Budi.

Baca juga: Jalan Gelap di Kulon Progo Kembali Makan Korban, Pejalan Kaki Diduga ODGJ Tewas Tertabrak

Dengan pelaksanaan Pemilos ini, Kulon Progo menunjukkan bahwa pendidikan demokrasi tidak harus dimulai di bangku kuliah atau masa dewasa, tetapi dapat ditanamkan sejak dini melalui aktivitas yang dekat dengan kehidupan pelajar.

Melalui praktik langsung seperti Pemilos, siswa belajar untuk menghargai perbedaan, memahami proses pemilihan yang jujur dan transparan, serta menjadi generasi yang cerdas dalam menentukan pilihan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau