Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genting dan Kaca Rumah Warga di Sleman Rusak Imbas Getaran Disposal Mortir 350 Kilogram

Kompas.com, 12 Agustus 2025, 16:27 WIB
Wijaya Kusuma,
Krisiandi

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Proses disposal mortir yang ditemukan warga saat menggali halaman rumah di Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, dilanjutkan pada hari ini, Selasa (12/08/2025).

Kegiatan ini mengakibatkan kerusakan kecil pada beberapa rumah warga akibat getaran dari pelaksanaan disposal mortir berukuran sekitar 1 meter.

Disposal dilakukan di lokasi yang sama dengan sebelumnya, yaitu di bawah bukit daerah Besalen, Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman.

Kepala BPBD Kabupaten Sleman, Haris Martapa, menyatakan bahwa terdapat beberapa rumah warga yang mengalami kerusakan kecil.

"Jadi ini memang ada kerusakan kecil-kecil ya. Ada yang gentingnya (rusak) dua, ada yang kacanya pecah kecil itu, kemudian ada galvalum satu," ujar Haris Martapa saat ditemui di Glagaharjo.

Baca juga: Viral, Warga Lumajang Temukan 2 Mortir Saat Buat Lubang Septic Tank

Haris menambahkan bahwa pihaknya belum mendapatkan data pasti mengenai kerusakan yang terjadi, karena saat ini masih dalam proses pendataan.

Berdasarkan data awal, tercatat enam rumah mengalami kerusakan pada genteng dan dua rumah dengan kaca yang pecah. "Sementara baru delapan itu," ucapnya.

Perbaikan kerusakan akan dilakukan oleh Pemkab Sleman menggunakan dana APBD.

"Hari ini kita targetkan langsung kita dandani, kita perbaiki. Ini sudah koordinasi dengan pak lurah agar nanti segera diperbaiki," ungkap Haris.

Berat mortir 350 kilogram


Komandan Satuan Brimob Polda DIY, Kombes Pol Edi Suranta Sinulingga mengungkapkan berat mortir yang diledakan kurang lebih 350 kilogram (sebelumnya ditulis 400 kilogram). 

"Beratnya 350 kg, itu yang kita ledakkan. Kenapa diledakkan di sini? Memang ini yang dianggap kemarin paling ideal," ujar Komandan Satuan Brimob Polda DIY, Kombes Pol Edi Suranta Sinulingga di Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, Selasa (12/08/2025).

Sinulingga menyampaikan telah melakukan sosialisasi kepada warga masyarakat terkait kemungkinan adanya dampak yang ditimbulkan saat disposal. Sebab getaran bisa saja menimbulkan genting dan kaca pecah.

Sebelumnya, mortir yang ditemukan di Padukuhan Tanjung, Kalurahan Umbulmartani, Kapanewon Ngemplak, telah dievakuasi ke lokasi yang lebih aman di daerah Cangkringan.

Baca juga: Gali Tanah di Halaman Rumah, Warga Sleman Kaget Temukan Benda Diduga Mortir 1 Meter

Proses disposal yang dilakukan pada Senin (11/08/2025) menghasilkan empat kali ledakan yang terdengar di sekitar lokasi.

"Mortir atau bom pesawat ya, yang ada di Nemplak, kemarin malam sudah dievakuasi ke arah yang kira-kira lebih aman, yaitu di arah Cangkringan ini," jelas Kapolresta Sleman, Kombes Pol Edy Setyanto Erning Wibowo.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau