KULON PROGO, KOMPAS.com - Langit Kalurahan Banaran, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta berubah menjadi panggung terbuka bagi puluhan layang-layang naga berukuran raksasa, Minggu (13/7/2025).
Meliuk anggun di antara angin sore, layangan yang panjangnya puluhan hingga 100 meter ini bukan hanya simbol kreativitas, tapi juga ajang silaturahmi penghobi dari berbagai daerah.
Baca juga: Layang-Layang Kerap Ganggu Whoosh, AHY Minta Warga Jaga Jarak Aman
Layang-layang naga itu beberapa hari belakangan muncul di areal pinggir persawahan usai panen di Banaran pada akhir pekan, sore hingga lewat petang. Termasuk hari ini.
“Baru kali ini ke sini. Berangkat setengah tiga, sampai pukul empat di tempat ini,” kata Aji Nurifki (20) asal Bantul, ditemui saat sedang menerbangkan layang-layang, Minggu (13/7/2025).
Disebut layang-layang naga karena desainnya mirip ular besar ketika sudah terbang. Layang-layang ini terbangun oleh layangan bentuk kepingan bulat yang berbaris hingga membentuk tubuh naga.
Dengan panjang yang seperti itu, layang-layang meliuk-liuk dibawa angin. Pembuat layang-layang memasang kepala naga di bagian pangkal tali sehingga lengkaplah layang-layang naga itu.
Layangan seperti popular di berbagai kegiatan budaya dan festival layang-layang. Ia menjadi simbol kebebasan.
Langit Banaran penuh oleh lebih dari 30 layang-layang Minggu sore. Warga berdatangan dari berbagai penjuru hanya untuk menonton. Pedagang kaki lima dan pasar tiba mengambil kesempatan untuk meraup untung dari kepadatan pengunjung.
Ini fenomena yang bukan hanya sekadar hobi. Layang-layang naga perwujudan kreativitas dan semangat kebersamaan.
Kreativitas karena banyak di antara mereka menciptakan sendiri layang-layang itu dengan sepenuh hati. Menerbangkannya perlu kebersamaan.
Aji menamai naganya sebagai 'Sekar Kencana'. Dibuat pada tahun 2019, Sekar Kencana selanjutnya sudah mengudara di berbagai lokasi, mulai dari Parang Kusumo, Jalan Lintas Selatan, hingga Baros. Panjang kepala hingga ekor bisa 60-70 meter ketika terbang. Ratusan layangan berbentuk keping bulat 55 Cm tersusun sebagai tubuhnya.
“Bikin sendiri Lae ih murah. Biayanya sekitar dua juta,” kata Aji.
Lebih dari satu orang dilibatkan pada awal menerbangkan layang-layang. Setelah terbang, layangan raksasa ini dikendalikan pakai tali setebal 10 mm dan panjang 20 meter. Untuk menjaga dari kuatnya tarikan layangan, mereka mengikat pada sejumlah patok di tepi jalan.
Layangan pun menjadi tontonan yang mengagumkan.
"Ini (layangan) dibuat sendiri, jadi hemat ongkosnya," kata Aji, merujuk pada biaya pembuatan yang mencapai sekitar Rp 2 jutaan. Bahan-bahan yang digunakan pun tak sembarangan. Kepala naga dibuat dari bambu yang dilapisi kain dan spon, sementara lingkaran layangan menggunakan bahan fiber.