Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layang-layang Naga Hiasi Langit Kulon Progo, Simbol Kreativitas dan Kebersamaan

Kompas.com, 14 Juli 2025, 05:44 WIB
Dani Julius Zebua,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com - Langit Kalurahan Banaran, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta berubah menjadi panggung terbuka bagi puluhan layang-layang naga berukuran raksasa, Minggu (13/7/2025).

Meliuk anggun di antara angin sore, layangan yang panjangnya puluhan hingga 100 meter ini bukan hanya simbol kreativitas, tapi juga ajang silaturahmi penghobi dari berbagai daerah.

Baca juga: Layang-Layang Kerap Ganggu Whoosh, AHY Minta Warga Jaga Jarak Aman

Layang-layang naga itu beberapa hari belakangan muncul di areal pinggir persawahan usai panen di Banaran pada akhir pekan, sore hingga lewat petang. Termasuk hari ini.

“Baru kali ini ke sini. Berangkat setengah tiga, sampai pukul empat di tempat ini,” kata Aji Nurifki (20) asal Bantul, ditemui saat sedang menerbangkan layang-layang, Minggu (13/7/2025).

Disebut layang-layang naga karena desainnya mirip ular besar ketika sudah terbang. Layang-layang ini terbangun oleh layangan bentuk kepingan bulat yang berbaris hingga membentuk tubuh naga.

Dengan panjang yang seperti itu, layang-layang meliuk-liuk dibawa angin. Pembuat layang-layang memasang kepala naga di bagian pangkal tali sehingga lengkaplah layang-layang naga itu.

Layangan seperti popular di berbagai kegiatan budaya dan festival layang-layang. Ia menjadi simbol kebebasan.

Langit Banaran penuh oleh lebih dari 30 layang-layang Minggu sore. Warga berdatangan dari berbagai penjuru hanya untuk menonton. Pedagang kaki lima dan pasar tiba mengambil kesempatan untuk meraup untung dari kepadatan pengunjung.

Ini fenomena yang bukan hanya sekadar hobi. Layang-layang naga perwujudan kreativitas dan semangat kebersamaan.

Kreativitas karena banyak di antara mereka menciptakan sendiri layang-layang itu dengan sepenuh hati. Menerbangkannya perlu kebersamaan.

Aji menamai naganya sebagai 'Sekar Kencana'. Dibuat pada tahun 2019, Sekar Kencana selanjutnya sudah mengudara di berbagai lokasi, mulai dari Parang Kusumo, Jalan Lintas Selatan, hingga Baros. Panjang kepala hingga ekor bisa 60-70 meter ketika terbang. Ratusan layangan berbentuk keping bulat 55 Cm tersusun sebagai tubuhnya.

“Bikin sendiri Lae ih murah. Biayanya sekitar dua juta,” kata Aji.

Lebih dari satu orang dilibatkan pada awal menerbangkan layang-layang. Setelah terbang, layangan raksasa ini dikendalikan pakai tali setebal 10 mm dan panjang 20 meter. Untuk menjaga dari kuatnya tarikan layangan, mereka mengikat pada sejumlah patok di tepi jalan.

Layangan pun menjadi tontonan yang mengagumkan.

"Ini (layangan) dibuat sendiri, jadi hemat ongkosnya," kata Aji, merujuk pada biaya pembuatan yang mencapai sekitar Rp 2 jutaan. Bahan-bahan yang digunakan pun tak sembarangan. Kepala naga dibuat dari bambu yang dilapisi kain dan spon, sementara lingkaran layangan menggunakan bahan fiber.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau