KULON PROGO, KOMPAS.com – Serangan lembing atau kepik sawah kembali terjadi di pemukiman warga Padukuhan Siliran I, Kalurahan Karangsewu, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Warga mengeluhkan gangguan akibat serbuan hama ini, yang biasanya hanya muncul di sawah.
Puncak serangan terjadi pada Kamis (10/7/2025) malam, ketika ratusan rumah diserbu serangga berbau menyengat tersebut.
“Sudah dirasakan warga selama dua hari. Ini hari ketiga, dengan puncaknya pada Kamis malam. Saat itu, hampir semua rumah kena. Ratusan rumah, bahkan Dusun Siliran II sebelah juga turut mengalami,” kata Liesmawanto, Dukuh Siliran I, saat ditemui usai salat Isyak di Masjid As-Syukur Siliran, Jumat (11/7/2025).
Baca juga: Dosen UI Ungkap Cara Mengusir Kamitetep yang Bikin Kulit Gatal-gatal
Serangan lembing disebut sebagai fenomena tahunan, biasanya terjadi usai musim panen padi.
Lembing biasanya muncul saat malam dan tertarik ke cahaya lampu di sekitar permukiman.
Lembing bisa berada di dalam rumah terutama saat musim hujan dan di wilayah yang dingin.
Hama ini dikenal sebagai kepik atau kepinding tanah, yang menyerang tanaman padi dari pangkal hingga akar. Ketika sawah telah dipanen, lembing kehilangan habitat dan berpindah ke rumah warga.
“Kalau sawahnya sudah panen semua, maka ini habitatnya sudah habis, dia ke pemukiman,” ucap Liesmawanto.
Dampak yang dirasakan warga cukup mengganggu. Selain menyebabkan bau menyengat, lembing juga bisa memicu iritasi pada mata.
“Mengganggu. Karena pertama baunya juga menyengat, kalau kena mata juga pedih,” ujar Liesmawanto. Ia menyebut serangan lembing biasanya berlangsung 4–5 hari jika tidak ditangani.
Warga mengambil langkah sederhana untuk mengurangi dampak, seperti mematikan lampu dalam rumah agar lembing berpindah ke luar atau ke jalan. Saat siang hari, serangga dikumpulkan dan dibuang atau ditanam.
Menurut Liesmawanto, intensitas serangan lembing tahun ini tidak separah tahun-tahun sebelumnya. Namun, karena jarak antara sawah dan permukiman hanya dipisahkan Jalan Daendels, serangan tetap terasa berat.
Meski begitu, ia memastikan tidak ada kerugian besar, hanya gangguan seperti bau dan iritasi ringan.
Baca juga: Musim Kemarau Basah, Petani Madiun Gelisah, Bawang Merah Terserang Hama Ulat dan Jamur
Sejumlah warga mengaku kesulitan beristirahat akibat serangga yang masuk ke dalam rumah. Mursih, ibu rumah tangga di Siliran I, merasa resah dengan keberadaan hama ini.