YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Kasus leptospirosis di Kota Yogyakarta meningkat drastis pada semester pertama 2025. Dari 19 kasus yang dilaporkan, enam orang meninggal dunia.
Dinas Kesehatan menilai angka kematian tersebut sangat mengkhawatirkan karena mencapai 31 persen.
Kepala Bidang Perikanan dan Kehewanan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sri Panggarti, mengatakan bahwa leptospirosis tidak hanya mengancam warga yang beraktivitas di sawah, tetapi juga penghobi mancing dan pemilik hewan peliharaan.
Baca juga: Kasus Leptospirosis Naik, Dinkes Kota Yogyakarta Pasang 100 Jebakan Tikus
“Jangan takut mancing, yang penting waspada, tidak kontak langsung dengan air atau tanah yang mungkin terkontaminasi urine tikus,” katanya, Jumat (11/7/2025).
Dia juga mengimbau agar para pemancing segera cuci tangan setelah beraktivitas di pinggir sungai.
Panggarti menyampaikan, selain pemancing para pemilik hewan peliharaan diminta agar lebih memperhatikan hewan peliharaannya. Lantaran, leptospirosis tidak hanya menyerang manusia, tetapi juga berpotensi menginfeksi hewan peliharaan seperti kucing atau anjing.
Dia menjelaskan ciri-ciri hewan terkena leptospirosis gejalanya seperti manusia, yaitu ada kekuningan, demam, dan urinnya mengandung bakteri.
Leptospirosis ini disebarkan melalui kencing tikus dan dapat menular ke manusia melalui luka yang terbuka.
Apabila, leptospirosis menginfeksi hewan peliharaan menambah potensi penyebaran ke manusia.
"Dapat dibayangkan, kalau urinnya tikus kan sedikit, tetapi ketika menular ke hewan lain, kemudian terinfeksi, kencingnya ini bahaya juga," tambahnya.
Ia juga menyarankan kepada masyarakat apabila hewan peliharaan sakit atau mengalami luka untuk sementara lebih baik dikandangkan terlebih dahulu agar tidak berkeliaran.
"Yang memelihara hewan harus peduli. Kalau ada luka, jangan sampai berjalan di becek-becek," ucapnya.
"Lebih baik dikandang dulu, jangan biarkan berkeliaran. Tapi, kandangnya pun harus bersih," tutup dia Panggarti.
Baca juga: Kasus Leptospirosis Meningkat, Pemkot Yogyakarta Imbau Warga Jaga Kebersihan Kandang Hewan
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mencatat lonjakan kasus leptospirosis sepanjang semester pertama 2025.
Dari total 19 kasus yang dilaporkan, enam pasien meninggal dunia. Angka kematian tersebut dinilai cukup mengkhawatirkan karena mencapai 31 persen dari seluruh kasus.
“Semester I saat ini sudah menyentuh 19 kasus, yang cukup memprihatinkan adalah kematiannya cukup tinggi mencapai 6 kasus,” ujar Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Lana Unwanah, Kamis (10/7/2025).
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang