Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Yogyakarta Imbau Warga Pakai Daun Jati untuk Bungkus Daging Kurban, Ini Alasannya

Kompas.com, 3 Juni 2025, 05:26 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Krisiandi

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dalam upaya mengurangi penggunaan sampah plastik, Pemerintah Kota Yogyakarta meminta masyarakat untuk membungkus daging kurban dengan menggunakan daun jati.

Hal ini disampaikan oleh Supriyanto, Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas dan Pengawasan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, dalam jumpa pers terkait Hari Raya Iduladha, pada Senin (2/6/2025).

Supriyanto menjelaskan bahwa penggunaan daun jati dan bahan alami lainnya dapat meningkatkan higienitas daging kurban.

Baca juga: Hasil Penjualan Buat Biaya Haji Orangtua, Sapi Kurban Prabowo Dibeli Rp 125 Juta

"Selain itu, kantong plastik memerlukan waktu lama untuk terurai. Masyarakat dapat menggunakan daun, anyaman bambu, atau besek untuk membungkus daging kurban," ujarnya.

Lebih lanjut, Supriyanto mengajak umat Islam untuk menjaga kebersihan sebelum dan sesudah ibadah Idul Adha.

Ia menekankan pentingnya tidak meninggalkan sampah saat shalat Id, termasuk alas shalat.

Ia juga mengingatkan agar proses penyembelihan hewan kurban tidak mencemari lingkungan dengan membuang darah atau limbah jeroan ke saluran air.

“Sebisa mungkin darah ditampung di lubang sendiri yang bisa ditutup dan ditimbun dengan tanah. Proses penanganan jeroan, baik brodot kotoran maupun usus, juga tidak selayaknya dibuang ke sungai. Untuk brodot, dibuat lubang khusus dan isinya dibuka lalu ditimbun di tanah agar bisa menjadi pupuk. Namun, jika dibuang di sungai, itu akan menjadi cemaran,” terangnya.

Baca juga: Prabowo Beli 4 Sapi Kurban, 3 Ekor Milik Dedi Mulyadi, Semuanya Berbobot Nyaris 1 Ton

Pemerintah Kota Yogyakarta telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Wali Kota Yogyakarta Nomor 100.3.4/1868 tahun 2025.

Surat edaran ini berisi panduan penjualan dan pelaksanaan pemotongan hewan kurban dalam rangka pencegahan penyebaran penyakit hewan menular strategis (PHMS) dan zoonosis pada Hari Raya Iduladha tahun 1446 H/2025 M.

Dalam SE tersebut, Wali Kota juga mengimbau agar distribusi daging dan jeroan menggunakan kemasan ramah lingkungan.

"Jangan sampai nanti (daging kurban) sudah dibungkus pisang atau besek tapi dimasukkan dalam plastik lagi. Bisa juga menggunakan wadah yang bisa dipakai ulang," tambah Sri Panggarti, Kepala Bidang Perikanan dan Kehewanan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta.

Sri Panggarti menegaskan bahwa SE wali kota ini juga bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit seperti anthrax, penyakit mulut dan kuku, serta Lumpy Skin Disease (LSD).

Baca juga: Melihat Sapi Kurban Prabowo di Inhu, Dimandikan 2 Kali Sehari dan Diberi Jamu

Ia mengingatkan masyarakat agar meminta Surat Keterangan Kesehatan Hewan saat membeli hewan kurban.

Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta telah memantau 1.776 hewan kurban di peternak dan pasar tiban. "Ada sebagian kecil hewan kurban yang sakit berupa peradangan, namun sudah dikarantina dan diobati," tutupnya.

Dinas Pertanian dan Pangan juga menyediakan call center di nomor 085713013997 untuk melaporkan jika ada hewan kurban yang sakit.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau