Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Pendaki Pamer Foto di Gunung Merapi meski Aktivitas Pendakian Ditutup

Kompas.com, 9 April 2025, 16:59 WIB
Wijaya Kusuma,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Aktivitas pendakian di Gunung Merapi masih ditutup karena status gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dengan DIY ini Siaga (level III).

Meski masih ditutup, media sosial diramaikan dengan adanya pendaki yang mengunggah foto-foto di sekitar puncak Gunung Merapi.

Informasi tersebut diunggah di media sosial Instagram @pendakilawas. Dalam postingan diunggah foto-foto dua orang yang berada di sekitar puncak Gunung Merapi.

Dalam unggahan, tertulis keterangan:

"Efek cuma imbauan aja gak ada tindakan ya jadinya pada nglunjak, masih banyak lagi di medsos sebelah yang udah posting, seperti bola salju..banyak yang akan mengikutinya."

Baca juga: 2 Hari Hilang, Pria Asal Magelang Ditemukan di Lereng Merapi

Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Klaten - Boyolali, Ruky Umaya mengatakan pendakian Gunung Merapi yang beredar di media sosial tersebut merupakan aktivitas yang ilegal.

"Memang yang pasti yang pertama yang sedang beredar ya di beberapa akun itu adalah pendaki yang ilegal," ujar Ruky Umaya saat dihubungi, Rabu (9/04/2025).

Ruky menyampaikan saat ini akun media sosial yang bersangkutan sudah berganti. Namun demikian, pihaknya masih terus berusaha menelusuri pendaki tersebut. 

"Untuk keberadaan yang bersangkutan kami masih berusaha menelusuri, karena akun yang bersangkutan ada yang sudah berganti yang di Tiktok itu," ucapnya.

Selain itu TNGM juga sedang menelusuri kebenaran terkait statement yang bersangkutan merupakan warga lokal. Kebetulan ada warga lokal yang menjadi petugas di TNGM.

"Terus kemudian terkait dengan statement yang bersangkutan yang menyatakan warga lokal, kami ini kan petugas ini kan juga ada yang masyarakat lokal, kebetulan ada tiga orang dan itu kita memang masih menggali informasi dulu," tuturnya.

Baca juga: Kronologi Mahasiswa UNY Jatuh ke Jurang Gunung Merapi

Diduga ada dua orang yang mendaki di Gunung Merapi. Dugaan ini berdasarkan foto-foto yang diunggah di media sosial. 

"Fotonya itu kan 2 orang ya, yang 1 dia memang ditutup identitasnya kemudian yang 1 kan cukup kelihatan. Kami masih coba telusuri keduanya dengan keberadaan teman kami di lapangan," ungkapnya.

Dikatakan Ruky, kejadian tahun lalu yang juga sempat viral jalur yang dilewati bukan jalur resmi pendakian. Sedangkan yang viral sekarang ini dari penelusuran, terlihat ada foto yang posisinya di pos dua jalur Selo.

"Kalau ini kami coba telusuri memang dia ada foto di pos 2 jalur Selo, tapi kami kan baru menduga, karena kami masih perlu mengumpulkan data," tuturnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau