YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku pembakaran gerbong kereta yang terparkir di Stasiun Tugu Yogyakarta, berinisial M, diketahui pernah beberapa kali berbuat ulah.
Ulah yang dilakukan pelaku mulai dari vandalisme hingga mengganjal kereta dengan balok.
Deputy Executive Vice President (EVP) Daop 6 Yogyakarta, Nugroho Dwi Sasongko mengatakan dari catatan yang ada, pelaku ini sudah 9 kali diturunkan oleh kondektur karena menaiki kereta api tanpa tiket.
"Untuk pelaku memang benar sakit hati, karena beberapa kali dari record kami ada sampai 9 kali diturunkan oleh kondektur karena tidak bertiket. Itu sudah terjadi dari tahun 2022," ujar Deputy Executive Vice President (EVP) Daop 6 Yogyakarta, Nugroho Dwi Sasongko di Polda DIY, Jumat (14/3/2025).
Baca juga: Kerugian akibat Kebakaran Gerbong di Stasiun Tugu Capai Rp 6,9 Miliar
Baca juga: Perkuat Bukti Brigadir AK Bunuh Anaknya, Polda Jateng Sisir CCTV di Dua Lokasi Ini
Pelaku M tercatat sudah beberapa kali berbuat ulah.
Perbuatan M ini dilakukan di lokasi berbeda.
"Beberapa kali melakukan aksi vandalisme, sempat mengganjal kereta dengan balok di daerah Bekasi," tuturnya.
Baca juga: Kasus Brigadir AK, Ibu Bayi Korban Mengaku Sempat Diintimidasi agar Tidak Lapor ke Polda Jateng
Tak hanya itu, M juga pernah melakukan aksi mencuri sepeda motor di Palur, Karanganyar, Jawa Tengah.
Nugroho menyampaikan ulah yang dilakukan M memang cukup banyak.
Kebetulan, ulah M ini selalu berkaitan dengan kereta api.
"Jadi rentetan histori dari pelaku cukup banyak dan kebetulan terkait dengan perkeretaapian," tuturnya.
Baca juga: Penjelasan PT KAI soal Terbakarnya Gerbong Kereta di Stasiun Tugu Yogyakarta
Diberitakan sebelumnya, seorang pria berinisial M, warga Jakarta ditangkap karena diduga melakukan pembakaran gerbong Kereta Api yang terparkir di Stasiun Tugu Yogyakarta.
Tindakan pembakaran gerbong ini didasari rasa sakit hati.
Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi mengatakan telah meminta keterangan M dengan bantuan ahli bahasa isyarat. Sebab M merupakan penyandang disabilitas sensorik.
"Yang bersangkutan ternyata disabilitas sensorik, tidak bisa berbicara. Kami dari tim lidik minta bantuan juru bahasa isyarat," ujarnya, Kamis (13/3/2025).
Baca juga: Kendala Pemadaman Terbakarnya 3 Gerbong Kereta di Stasiun Tugu Yogyakarta