KULON PROGO, KOMPAS.com – Ruas jalan Sentolo-Nanggulan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, ditutup total akibat tanah longsor yang terjadi di kawasan RT 44, Padukuhan Setan, Kalurahan Wijimulyo, pada Selasa (17/12/2024).
Longsor ini mengakibatkan separuh jalan aspal tergerus ke jurang sedalam 10 meter.
Baca juga: Demak Siaga Darurat Bencana, 20 Desa Rawan Tanggul Jebol hingga Longsor
Tanah tebing sepanjang 30 meter dengan ketebalan 3 meter jatuh ke jurang. Hal itu mengakibatkan tepi jalan berlubang besar dan aspal ikut terbawa longsoran.
Joko Triyono, Dukuh Setan, menjelaskan bahwa sebelumnya, pada Senin (16/12/2024), jalan sudah ambles dan miring.
“Sehari sebelumnya jalan ambles dan miring. Tadi pagi sudah seperti ini,” ujarnya.
Retakan memanjang di tengah jalan muncul pascahujan deras, dan aspal terlihat ambles.
Warga bersama relawan melokalisir lokasi ambles sebagai peringatan bagi pengendara.
Pada saat yang sama, sungai Sepuring di timur jalan mengalami banjir, sedangkan di sisi barat jalan terdapat genangan air di kebun warga.
Longsor terjadi dengan cepat pada Selasa pagi, dan warga mendapati separuh jalan aspal ikut longsor ke persawahan di bawahnya.
“Cepat sekali sampai sudah selebar ini,” kata Joko.
Beruntung, tidak ada rumah di dekat lokasi longsor, dan jaringan listrik tetap aman karena berada di sisi barat jalan yang tidak terdampak.
Kepolisian Resor Kulon Progo dan Dinas Perhubungan Kulon Progo telah mengalihkan arus kendaraan di jalan Sentolo-Nanggulan.
Kapolsek Nanggulan, Ajun Komisaris Polisi (AKP) A Purwanta, mengungkapkan bahwa jalan ini biasanya ramai kendaraan, terutama sebagai jalur alternatif menuju Bandara YIA, Muntilan, Magelang, dan Candi Borobudur.
Wisatawan juga memanfaatkan jalan ini untuk mengakses berbagai obyek wisata di Nanggulan dan Girimulyo.
Sebagai langkah penanganan, jalan ditutup total menggunakan barikade water barrier di simpang empat Janti dan simpang empat Gunung Kinjeng.