YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sleman menggelar debat putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 pada Minggu (3/11/2024).
Debat ini diikuti oleh calon wakil bupati nomor urut 1, Sukamto, dan calon wakil bupati nomor urut 2, Danang Maharsa, dengan tema yang diangkat adalah Inklusi Sosial Budaya dan Sumber Daya Manusia.
Salah satu isu penting yang dibahas dalam segmen ketiga debat adalah masalah HIV/AIDS.
Baca juga: Debat Pilkada Palangka Raya, Paslon 01 Singgung Kinerja Petahana Atasi Banjir
Data menunjukkan bahwa pada semester pertama tahun 2023, terdapat 188 kasus baru HIV, di mana 41 kasus (22 persen) di antaranya sudah dalam kondisi AIDS.
Meningkatnya angka ini berkorelasi dengan maraknya pusat hiburan malam dan prostitusi online.
Kedua calon bupati ditanya mengenai langkah-langkah untuk menekan prevalensi HIV/AIDS di Sleman.
Danang Maharsa, calon wakil bupati nomor urut 2, menekankan pentingnya edukasi dan pemahaman tentang bahaya AIDS.
Maharsa juga menegaskan bahwa kesehatan adalah prioritasnya.
"Kami siap, jika diberi amanat oleh masyarakat Kabupaten Sleman, untuk menurunkan HIV/AIDS dengan pendekatan persuasif, melalui diskusi dan melibatkan akademisi untuk menjelaskan bahaya AIDS," tambahnya.
Sementara itu, Sukamto, calon wakil bupati nomor urut 1, menyoroti perlunya pengawasan yang lebih ketat untuk menurunkan kasus HIV/AIDS.
"Kita perlu memberikan kepada masyarakat agar kekerasan yang terjadi dapat menurun. Kekerasan ini sering kali berhubungan dengan konsumsi minuman keras yang menjadi masalah dan menyebabkan emosi yang tidak stabil," ungkapnya.
Sukamto juga menekankan pentingnya koordinasi dengan instansi terkait untuk memberikan sosialisasi guna menurunkan tingkat kekerasan.
"Dengan cara-cara ini, kita akan berkoordinasi dengan instansi-instansi terkait untuk memberikan sosialisasi dan menurunkan tingkat kekerasan yang ada saat ini," tuturnya.
Baca juga: Saat Lukman Pancing Gus Hans Serang Petahana di Debat Pilkada Jatim
Di akhir debat, Danang Maharsa memberikan tanggapan mengenai pergaulan bebas yang menjadi salah satu penyebab penyebaran AIDS.
"Pergaulan bebas sering terjadi di tempat-tempat hiburan yang kini mulai menjamur di Sleman. Meskipun sudah ada Perda terkait minuman keras, pengawasan masih minim sehingga banyak pelanggaran," katanya.
Ia berharap, dengan penertiban yang lebih baik, kasus HIV/AIDS dapat berkurang, terutama yang disebabkan oleh hubungan seksual bebas di kalangan remaja.
Debat ini menjadi sarana bagi kedua calon untuk memaparkan visi dan misi mereka dalam menangani masalah kesehatan masyarakat, khususnya terkait HIV/AIDS, di Kabupaten Sleman.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang