YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pada Minggu (8/9/2024) malam, hujan ringan mengguyur wilayah Gunungkidul, DI Yogyakarta tetapi belum dapat memenuhi sumur-sumur kering warga.
Di sisi lain, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul Purwono mengatakan, bantuan 1.000 tangki air bersih dari pemerintah sudah habis pekan lalu.
Untuk mengatasi kekurangan air, anggaran belanja tidak terduga (BTT) akhirnya dikucurkan untuk bantuan air bersih.
Baca juga: Kemarau, Volume Air Waduk Bendo Ponorogo Menyusut hingga 39 Persen
"Minggu malam hujan belum mempengaruhi ketersediaan air warga karena hujan ringan," kata Purwono saat dihubungi melalui telepon Senin (9/9/2024).
Dia mengatakan, dari 1.000 tangki air yang telah disalurkan, dropping air paling banyak ke Kapanewon Tepus yang menyasar tiga kalurahan dengan total 466 tangki.
Saat ini pihaknya mulai menggunakan anggaran BTT untuk 800 tangki air.
"Satu tangki berkapasitas 5.000 liter atau 4.000 liter," kata dia.
Selain menggunakan dana BTT, Gunungkidul juga mendapat bantuan 189 tangki air dari donatur dan 1.218 tangki air dari kapanewon di Gunungkidul.
Dia berharap, ketersediaan air ini dapat mencukupi kebutuhan warga selama kemarau ini.
"Diperkirakan kemarau masih akan berlangsung hingga pertengahan atau akhir Oktober 2024, dengan syarat apabila hujan belum stabil," kata dia.
BPBD pun memutuskan untuk memperpanjang status siaga kekeringan hingga Oktober 2024 mendatang.
Baca juga: Kemarau Panjang, 9 Daerah di Jabar Kekeringan, Bogor Terparah
Terpisah, Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan, hujan yang turun pada Minggu malam belum berdampak pada sektor pertanian karena hujan ringan dan saat ini belum masuk musim tanam.
"Mungkin lebih (berdampak) ke sektor peternakan, karena bisa menambah hijauan dan air minum ternak," kata dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang