Editor
KOMPAS.com - Gempa berkekuatan 5,5 magnitudo membuat 34 rumah rusak di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Senin (26/8/2024).
Berdasar catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, ada delapan rumah rusak di daerahNglipar, lalu di Kapanewon Semanu ada 13 rumah, dan di Purwosari ada tujuh rumah.
Di Kapanewon Karangmjo ada tiga rumah, Patuk dua rumah, dan Panggang satu rumah.
Baca juga: Gempa M 5,5 Gunungkidul Berada di Jalur Megathrust
"Data terus bergerak, sampai saat ini masih dilakukan pendataan. Semuanya tergolong rusak ringan, tembok retak. Di Patuk ada rumah usuk teras copot, dan tembok ambrol," kata Kabid kedaruratan dan logistik BPBD Gunungkidul Sumadi saat dihubungi melalui telepon Selasa (27/8/2024).
Baca juga: Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT, Tak Berpotensi Tsunami
Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, gempa Gunungkidul itu berada di zona megathrust.
Lalu gempa tersebut merupakan gempa tektonik yang berpusat di Samudra Hindia, Selatan Gunungkidul dengan kedalaman 42 kilometer (km).
Baca juga: UPDATE Gempa Gunungkidul, 34 Rumah Rusak Ringan Sebagian Besar Tembok Retak
Catatan BMKG soal gempa megathrust dengan kekuatan M 7 hingga M 8 yang terjadi di wilayah Jawa pada 2840 hingga 2009."Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya deformasi batuan di bidang kontak antar lempang (megathrust)," kata dia, dilansir dari keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin.
Hal senada juga diungkapkan oleh dosen Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Gayatri Indah Marliyani.
Menurutnya, DIY memang memiliki zona megathrust yang berada di sekitar 250 kilometer dari pesisir pantai selatan.
Rumah Sumartini retak-retak akibat gempa sampai terasa di Padukuhan Taruban Kulon, Kalurahan Tuksono, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta."Di situ ada zona megathrust. Jadi semua zona subduksi yang aktif itu punya potensi menimbulkan gempa dengan magnitudo besar," kata Gayatri saat dihubungi Kompas.com, Selasa (27/8/2024).
Namun demikian, ia memastikan bahwa gempa yang mengguncang wilayah Gunungkidul, DIY pada Senin (26/8/2024) malam, umum terjadi di zona subduksi aktif.
Seperti diberitakan sebelumnya, getaran gempa terasa kuat di wilayah Bantul, Yogyakarta, Purworejo. Beberapa wilayah di Jawa Timur lain juga melaporkan merasakan gempa tersebut,
(Penulis: Markus Yuwono | Editor: Krisiandi)
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang