Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Pelecehan Payudara di Gamping Sleman Alami Trauma

Kompas.com, 13 Agustus 2024, 17:25 WIB
Wijaya Kusuma,
Krisiandi

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Salah seorang korban pelecehan payudara di sekitar Selokan Mataram, Jalan Kabupaten, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta (DIY) mengalami trauma.

Polisi pun masih terus melakukan penyelidikan dengan memeriksa rekaman CCTV yang ada di sekitar lokasi kejadian.

Peristiwa pelecahan payudara ini terjadi pada 11 Agustus 2024, sekitar pukul 23.33 WIB di sekitar Selokan Mataram, Jalan Kabupaten, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman.

Di hari dan lokasi yang sama terjadi dua kali peristiwa pelecehan payudara.

Antara peristiwa pertama dan kedua hanya berselang sekitar 10 menit. Kedua korban dalam kejadian tersebut merupakan mahasiswi.

Baca juga: Pelat Nomor Jatuh Saat Beraksi, Pelaku Pelecehan Payudara di Bojonegoro Ditangkap

Kanit Reskrim Polsek Gamping Ipda Ari Setiyawan mengatakan kondisi korban mengalami trauma.

"Korban masih ada trauma," ujar Panit Reskrim Polsek Gamping Ipda Ari Setiyawan, Selasa (13/08/2024).

Ari Setiyawan menyampaikan akan berkoordinasi dengan Unit PPA Polresta Sleman terkait pendampingan korban. Terutama untuk pendampingan penanganan kondisi psikis korban.

Diungkapkan Ari Setiyawan sampai dengan saat ini masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku.

Baca juga: Aksi Korban Pelecehan Payudara di Tulungagung, Kejar dan Rekam Video Pelaku lalu Lapor Polisi

Pihaknya juga telah meminta keterangan tiga orang terkait peristiwa tersebut. Ketiganya yaknidua orang saksi dan satu korban.

Tak hanya itu, Polisi juga mencari rekaman kamera CCTV yang ada di sekitar lokasi kejadian.

"Masih dalam tahap penyelidikan, masih sisir CCTV di sekitar lokasi kejadian," ucapnya.

Ari Setiyawan menduga pelaku dua peristiwa pelecehan payudara di sekitar Selokan Mataram, Jalan Kabupaten, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman merupakan orang yang sama. Kemudian pelaku melakukan aksinya seorang diri dengan mengendarai sepeda motor.

"(Ciri-ciri pelaku) Perawakan biasa, rambut pendek, pakai motor matic warna gelap," pungkasnya.

Baca juga: Viral di Medsos, Pelecehan Payudara di Jalan Kabupaten Yogyakarta, Korban Histeris

Diberitakan sebelumnya, diunggah di media sosial informasi adanya peristiwa pelecehan payudara. Peristiwa pelecehan payudara ini disebutkan terjadi pada Minggu 11 Agustus 2024 malam.

Di postingan media sosial X disebutkan pada pukul 23.33 WIB terjadi pelecehan payudara. Korban sampai menangis histeris lalu pingsan.

Disebutkan juga lokasi kejadian disebutkan di perempatan Selokan Mataram Jalan Kabupaten. Pelaku melarikan diri ke arah Jalan Godean dan dikejar oleh warga. Sementara korban dibawa ke rumah warga terdekat.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau