YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Terkait penganiayaan seorang remaja warga Karangtengah II, Kalurahan Karangtengah, Wonosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta, polisi sudah memeriksa empat saksi, terduga pelaku, dan korban DS (22).
Polisi akan melakukan gelar perkara hari ini untuk naik penyidikan.
Salah satu pelaku penganiayaan ini diduga anak anggota DPRD Gunungkidul.
Baca juga: Seorang Pemuda Dianiaya Dua Temannya, Salah Satu Pelaku Diduga Anak DPRD Gunungkidul
"Tadi yang diperiksa terduga pelaku yang dewasa, kemarin 3 saksi dan 1 anak berkonflik dengan hukum (terduga pelaku)," kata Kasat Reskrim Polres Gunungkidul AKP Ahmad Mirza saat dihubungi melalui telepon, Selasa (30/7/2024).
Pihaknya akan menggelar perkara kasus ini. Hal ini untuk menentukan langkah hukum kedepannya.
"Hari ini kami gelar (perkara) untuk naik status ke penyidikan," kata dia.
Sebelumnya, seorang pemuda bernama DS (22) menjadi korban penganiayaan oleh temannya di Karangtengah 2, Kalurahan Karangtengah, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta.
Keluarga berharap keadilan pelaku yang ditengarai anak anggota DPRD Kabupaten Gunungkidul.
"Kejadiannya, Jumat (19/7/2024) dini hari," kata ibu korban, Bekti Mahakusuma ditemui di rumahnya Senin (29/7/2024).
Dari cerita anaknya, Bekti mengatakan, DS dianiaya R dan T saat menghadiri acara ulang tahun R, di rumah R. Mereka adalah teman baik dari korban.
Setelah makan-makan, R dan DS masuk ke dalam rumah. DS kemudian main gim di HPnya.
R meminta DS untuk berhenti bermain gim, namun permintaan itu tidak didengar DS.
R kemudian mengajak DS ke luar rumah dan terjadilah penganiayaan.
Beberapa teman yang melihat penganiayaan itu mencoba melerai, tetapi teman yang lain, T ikut menganiaya korban. Sejumlah luka di tubuh DS, seperti mata hingga dada.
Baca juga: Anaknya Dianiaya, Orangtua Korban Laporkan Pemilik Daycare di Depok ke Polisi
Saat disinggung salah satu pelaku merupakan anak Anggota DPRD Kabupaten Gunungkidul, Bekti mengatakan dirinya memilih untuk berhati-hati dalam bicara. Bekti berharap adanya keadilan untuk anaknya.
"Gimana ya mas, semua itu privasi. Nanti saya Ndak salah. Yang penting namanya mas itu," ucap dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang